Prof. Suyanto, Ph.D *)

Minggu pertamaSeptember 2014, tahun ajaran baru bagi pendidikan tinggi akan dimulai. Minggu-minggu ini perguruan tinggi  mulai menyelenggarakan tradisi Orientasi Studi dan PengenalanKampus (OSPEK). Dari tahun ke tahun OSPEK selalu membawa banyak cerita dankeluh kesah di kalangan mahasiswa baru. Bahkan OSPEK telah memiliki sejarahhitam karena sempat membawa korban kematian mahasiswa baru di beberapaperguruan tinggi. Sebagai lembaga pendidikan tinggi seharusnya tidak mentoleriradanya bencana kematian seperti itu. Perguruan tinggi harus mampu melindungipara mahasiswa baru dari tingkah laku panitia OSPEK dari unsur mahasiswa yangbiasanya melibatkan organisasi intra kemahasiswaan. Di era global seperti saatini seharusnya OSPEK di perguruan tinggi dilakukan dengan cara-cara yang lebih mendidik.Jadi perguruan tinggi harus menegakkan prinsip “zero accident”  pada programOSPEK. Untuk menjamin hal ini, maka perguruan tinggi jangan sekali-kali melepasbegitu saja kegiatan itu di ciptakan dan dikendalikan oleh para mahasiswasenior. Kalau hal itu terjadi, ada peluang yang besar mereka akan membuatagenda kegiatan yang tidak mendidik dan tidak masuk akal. Manajemen perguruantinggi, terutama jajaran Wakil Rektor bidang kemahasiswaan,  harus melakukan kerjasama sinergis denganlembaga kemahasiswaan penyelenggara OSPEK. Tanpa kerja sama dan pengawasan yangsinergis para mahasiswa senior akan cenderung memberikan program-program yangtidak jelas arah dan tujuannya dengan mnggunakan otoritasnya seara berlebihan.Faktor warisan program yang berbau perploncoan dari angkatan mahasiswa seniorsebelumnya sulit sekali untuk ditiadakan. Masih saja mereka memaksa paramahasiswa baru untuk mengenakan atribut aneh-aneh yang sebenarnya tidak adarelevansinya dengan substansi orientasi studi dan pengenalan kampus. Attributdan cara berpenampilan aneh aneh bagi mahasiswa baru ini harus dihapuskan. Jikatidak bisa, maka sebenarnya para mahasiswa senior itu berikut organisasiintranya sudah masuk ke dalam kategori kelompok orang dan organisasi yang butahuruf di abat 21. Menurut Alvin Tofler orang yang buta huruf di abad 21 ialahbukan mereka yang tidak bisa baca – tulis, tetapi adalah mereka yang tidak bisabelajar ha-hal baru, melepaskan atau membuang hasil belajar yang telah usangtak sesuai dengan tuntutan jaman, dan tak bisa lagi belajar kembali setelahlama berhenti belajar (to learn, unlearn, dan relearn). Jadi manakala OSPEKtahun ini masih berjala seperti 10 thun lalu dengan menggunakan atribut yanganeh-aneh, ada nuanasa perploncoan, ada kegiatan yang mengarah pada “bullying”,  jelas bahwa para mahasiswa senior kita ituadalah orang-orang kampus yang sebenarnya merupakan orang yag buta huruf abad21. Kemudian organisasi intranyapun juga termasuk orgnisasi yang tidakmampu  memberdayakan para anggotanyadalam mencapai tujuan organisasi. Oleh karenanya organisasi intra seperti inibukan merupakan “learning organization”

Agar OSPEKtidak menciptakan budaya buta huruf abad 21, maka kegiatan ini harus diberimuatan program dan pendekatan baru yang mengutamakan pada proses penanamaninspirasi dan motivasi untuk berprestasi, motivasi untuk berafiliasi, danmotivasi untuk memimpin dengan cara yang partisipatif dan demokratis. Inspirasidan motivasi bagi mahasiswa baru sangat vital bagi ketepatan arah dan fokusbelajar mereka selama menjadi mahasiswa. Manakala mereka memiliki inspirasi danmotivasi untuk menjadi dirinya yang lebih baik dan produktif, maka cara belajarmereka juga akan terbimbing oleh inspirasi dan motivasinya itu. Dalammengembangkan ketiga motivasi tersebut di atas, mahasiswa perlu diperkenalkandengan persaingan global yang sebentar lagi menghadang kita seperti: AFTAterutama AEC (Asean Economic Community) yang akan berlaku tahun depan.Masyarakat ekonomi Asean ini memiliki paradigma: satu pasar satu produk.Implikasinya mahasiswa harus mengenal medan persaingan, sehingga OSPEK harusmampu memberi inspirasi ke arah perlunya kemampuan untuk bersaing di MasyarakatEkonomi Asean, bukan sekadar bentak-bentak, nyanyian konyol, dan pemakaianatribut yang tak masuk akal dan tidak mendidik. Semoga Tidak begitu.

*) Guru Besar Fakultas Ekonomi, UniversitasNegeri Yogyakarta.

PENDEKATAN BARU OSPEK

You May Also Like

One thought on “PENDEKATAN BARU OSPEK

  1. I simply want to say I am all new to blogging and actually enjoyed your blog. Likely I’m planning to bookmark your website . You certainly come with tremendous stories. Thank you for revealing your website.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *