Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI) ke-10 dan Kompetisi Bangunan Gedung Indonesia (KBGI) ke-6 ditutup Minggu malam (23/11). Para pemenang pun telah diumumkan setalah bertanding selama tiga hari di kampus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Event tahunan Dirjen Dikti itu dinilai sukses, baik sebagai ajang kompetisi maupun silaturahim para mahasiswa Teknik Sipil se-Indonesia.

“UMM telah sukses menyelenggarakan KJI dan KBGI tahun ini. Selamat kepada UMM,” ujar Kepala Sie Kreativitas dan Inovasi Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Ditlitabmas) Kementerian Ristek dan Dikti, Yudi Harianto yang mengaku masih menggodok kampus calon tuan rumah tahun depan. UMM merupakan PTS pertama yang menyelenggarakan dua event nasional ini, sebelumnya gelaran KJI dan KBGI selalu diadakan di kampus negeri.

Pembantu Rektor III UMM Dr Diah Karmiyati Psi berharap kesuksesan penyelenggaraan di UMM menular di PTS-PTS lain. “Semoga kampus-kampus swasta lain bisa lebih percaya diri dapat menjadi tuan rumah di masa yang akan dating,” harap Diah.

Ditegaskan PR III, semua peserta adalah pemenang. Oleh karenanya, pihaknya berharap hasil kompetisi ini dapat diimplementasikan untuk membantu masyarakat dan membangun bangsa Indonesia.

Senada dengan Diah, Yudi yakin peserta yang berasal dari beragam daerah bisa langsung mengaplikasikan di daerah masing-masing. Ia juga memberi apresiasi sebesar-besarnya pada peserta kompetisi karena menjunjung tinggi fairness selama pelaksanaan agenda ini.

Sementara itu, di KJI kali ini, Universitas Brawijaya (UB) kembali mempertahankan piala bergilir yaitu piala Reka Cipta Titian Indonesia. Sedangkan juara umum KBGI adalah Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) dan membawa pulang piala bergilir Reka Cipta Griya.

Ketua dewan juri KJI, Dr Ir Heru Purnomo DEA mengumumkan, untuk KJI kategori jembatan baja, ITS memperoleh predikat jembatan paling terealistis, UB memperoleh predikat peralatan K3 terlengkap, jembatan pengerjaan tercepat, jembatan terindah, dan terkokoh. Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) juga mendapat predikat jembatan terimplementatif.

“Untuk KJI kategori jembatan baja, juara pertama diraih Politeknik Negeri Jakarta,” ungkap Heru. Juara pertama, kedua, dan ketiga masing-masing membawa pulang piagam, piala, dan uang pembinaan dengan nominal Rp15 juta, Rp12,5 juta dan Rp10 juta. Sedangkan juara kategori hanya mendapatkan piala dan piagam.

Di KJI kategori jembatan beton ringan, ITB memperoleh predikat jembatan paling realistis dan terindah. Kemudian disusul UB yang membawa predikat peralatan K3 terlengkap, pengerjaan tercepat, jembatan terimplementatif, dan jembatan terkokoh. Atas raihan itu, UB dinobatkan sebagai juara pertama kategori jembatan beton ringan, dan ITB meraih juara kedua. Masing-masing berhak mendapatkan piagam, piala, dan uang pembinaan masing-masing sebesar Rp12 juta dan Rp10 juta.

Di kategori jembatan busur, juara pertama diraih ITS. Universitas Negeri Malang (UM) meraih predikat jembatan terindah, diikuti Universitas Mataram (Unram) yang meraih predikat jembatan terimplementatif dan kreatif, serta ITS yang memperoleh predikat jembatan terkokoh.

Untuk KBGI,  dewan juri yang dipimpin Dr Ir Sigit Darmawan memutuskan Juara I ITS, II Polban dan III diraih UB. Selain itu UB mendapatkan predikat juara di bidang keindahan dan estetika, ITS juara kategori kreativitas dalam rancang bangun, kinerja struktural, dan metoda pelaksanaan, dan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) meraih predikat juara kategori kesesuaian implementasi. (zul/han/nas)

Sumber : www.umm.ac.id

Saatnya Implementasikan KJI-KBGI di Masyarakat

You May Also Like

One thought on “Saatnya Implementasikan KJI-KBGI di Masyarakat

  1. I simply want to tell you that I am all new to blogging and seriously enjoyed you’re web page. Most likely I’m going to bookmark your site . You definitely come with excellent well written articles. Kudos for revealing your web-site.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *