UMP Gelar Seminar Nasional Pendidikan

Kuatkan nilai seni budaya Indonesia, Minggu (29/3), program studi Pendidikan Guru sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Purwokerto (PGSD UMP), menggelar acara Seminar nasional pendidikan bertemakan “Dinamika Nilai Budaya Lokal dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Era Global “ dengan mendatangkan narasumber Mr. Ith Vuthy, M. Sc., M.A (Phnom Penh, The Kingdom Of Cambodja), Prof. Dr. H. Ahmad Tafsir, MA (Pakar Filsafat dan Guru Besar UPI), serta H. Soediro, SH. LLM (Budayawan, penasehat, dosen FH). Seminar nasional ini berhasil menarik minat besar, taka ayal auditorium Ukhuwah Islamiyah UMP nampak penuh sesak oleh peserta baik dari kalangan tenaga pendidik ataupun pengamat pendidikan. Tidak hanya seminar, acara ini juga menjadi ajang temi kangen alumni PGSD UMP yang datang dari berbagai penjuru di Indonesia.

Acara dibuka oleh rektor UMP, Dr. H. Syamsuhadi Irsyad MH. Dalam sambutannya rektor mengatakan mahasiswa PGSD UMP sebagai generasi muda harus dapat terus memajukan visi UMP yaitu unggul, modern dan Islami. Tidak hanya itu rektor juga menginginkan agar mahasiswa dapat terus berperan aktif di ranah pendidikan baik di lingkup lokal, regional atupun nasional. Sementara itu, salah satu pembicara, Soediro SH, LLM, dalang (Penasihat PEPADI Kabupaten Banyumas 2011-2015) yang juga dosen Fakultas Hukum UMP memastikan, Wayang adalah produk budaya lokal yang harus dipelihara dengan baik karena didalamnya banyak kisah, cerita muatan nilai-nilai  yang menggambarkan tentang kehidupan manusia. Soediro memastikan, wayang dapat menjadi media ajar yang sangat efektif dalam proses pembelajaran. “Guru harus kreatif dalam menggunakan media pembelajaran. Dengan wayang bukan hanya pesannya saja yang disampaikan tetapi juga nilai, kearifan lokal,” tandasnya mantap.

Sementara itu, pembicara kedua, Prof. Dr. H. Ahmad Tafsir (Guru Besar UPI) lebih menekankan pada sistem pendidikan Indonesia. Ia menegaskan agar pendidikan pekerti dan nilai lokal lebih diutamakan. “Bicara karakter dalam sistem pendidikan yang terpenting adalah akhlak, hancur negara karena akhlak. Ini dari pekerti dan nilai lokal, “ tuturnya. Tak kalah mantapnya, pembicara tamu dari Deputi Program of SEAMOLEC, The Kingdom of Kambodia., Mr. Ith Vuthy, M. Sc., M.A dalam paparannya, ia mengatakan pentingnya pemanfaatm teknologi buku digital untuk media ajar.  Menurut Ith Vuthy, future ICT Expectations for Education adalah“The world in your FINGERS, mobile accessed, learning media & source of information, effective, efficient, flexible (time, place), global access, easy to update, available on-demand, independent study,” jelasnya.  Peserta Nampak antusias mengikuti acara, bahkan tidak sedikit diantara mereka yang aktif melontarkan pertanyaan kritis. (Pra)

Sumber : UMP.AC.ID

Mahasiswa Agen Utama Pemberantas Narkoba

Indonesia masih menjadi salah satu negara terbesar dalam kasus peredaran narkoba. Mirisnya lagi, kebanyakan dari kalangan pelajar dan mahasiswalah yang menjadi pengguna maupun pengedar, bahkan bisa jadi pengguna sekaligus pengedar. Padahal, pelajar dan mahasiswa ini seharusnya bisa menjadi agen utama pemberantas narkoba, bukannya menjadi korban dari kejahatan narkoba.

Itulah yang disampaikan oleh Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Budi Harso, M. Si saat menjadi pembicara dalam acara Seminar “Pemberdayaan Satgas Anti Narkoba di Lingkungan Mahasiswa” yang bertempat di Ruang Sidang AR. Fachruddin A Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Senin (10/11).

Budi menjelaskan bahwa mahasiswa yang pernah menjadi korban dari narkoba, memiliki peluang untuk berubah menjadi agen-agen anti narkoba. Dengan begitu, posisi mahasiswa dapat secara langsung melakukan kegiatan dan aktifitas dalam memberantas narkoba. Namun, sebelum menjalankan tugasnya sebagai agen utama pemberantas narkoba, mereka juga membutuhkan pembekalan agar bisa menjalankan tuganya dengan baik dan mengetahui cara strategi dan efektif dalam memberantas narkoba.

“Kita tahu bahwa mahasiswa bisa menjadi salah satu elemen masyarakat yang sangat berpeluang untuk menjadi korban dari narkoba. Oleh karena itu harus kita mengubahnya agar menjadi agen-agen anti narkoba. Sehingga dengan begitu, posisi mahasiswa yang diharapkan dapat secara langsung melakukan aktifitas untuk memberantas narkoba, bisa berjalan secara efektif. Dan salah satu cara membekalinya adalah dengan acara seperti ini. Acara pembekalan yang dilakukan oleh BNN kepada mahasiswa yang telah dikenal sebagai Satgas Anti Narkoba di lingkungan mahasiswa ini adalah untuk mendukung para generasi muda sebagai agen utama pemberantas narkoba,” ujarnya.

Selain itu, budi menambahkan bahwa dirinya senang sekali hadir di tengah-tengah para mahasiswa yang telah ikut dalam satgas anti narkoba di bawah koordinasi BNN Yogyakarta tersebut. Dirinya juga mengatakan bahwa BNN akan mendukung secara penuh kegiatan para mahasiswa nantinya yang tergabung dalam Satgas anti narkoba mahasiswa.

“saya senang sekali hadir di hadapan anda semua yang telah ikut berperan aktif dalam satgas anti narkoba di bawah koordinasi BNN. Saya juga ingin memberikan semangat kepada anda semua bahwa kami akan mendukung penuh segala bentuk kegiatan yang nantinya anda lakukan dalam hal upaya pemberantasan narkoba di lingkungan mahasiswa,” jelasnya.

Sementara itu, ketua Pekan Kreatifitas Mahasiswa (PKM) UMY yang mengantikan Wakil Rektor untuk hadir dalam acara, Sugito, M.Si. mengungkapkan bahwa dirinya berterimakasih kepada BNN yang telah memberikan kepercayaan kepada UMY untuk kerjasama dalam pengadaan seminar ini. Karena menurut Sugito bahwa Indonesia menjadi salah satu target yang luar biasa sebagai target peredaran dan penyalahgunaan narkoba.

“Alhamdulillah BNN telah memberikan kepercayaan kepada kami UMY untuk kerjasama dalam pengadaan seminar ini. Karena Indonesia menjadi salah satu target yang luar biasa sebagai target penyalahgunaan dan peredaran narkoba. Oleh karena itu peran serta universitas dan pemerintah adalah merupakan suatu langkah strategis dalam meberantas narkoba, mengingat mahasiswa merupakan salah satu target utama dalam peredaran narkoba,” ungkap Dosen Hubungan Internasional UMY ini.

Dalam seminar ini sedikitnya di hadiri oleh perwakilan mahasiswa dari Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Stikes Ahmad Yani Yogyakarta, Stikes Alma Ata Yogyakarta, Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY), Bina Sarana Informatika (BSI) Yogakarta dan juga dari LSM Gerakan Anti Narkoba (GRANAT)Yogyakarta yang tergabung dalam Satgas Anti Narkoba dibawah koordinasi BNN. (Shidqi)

Sumber : www.umy.ac.id