UM PALANGKARAYA SIAPKAN DELEGASI KALTENG KE SYMPOSIUM PPI SE-DUNIA

UMP SIAPKAN DELEGASI KALTENG KE  SYMPOSIUM PPI SE-DUNIA

 

Universitas Muhammadiyah Palangkaraya  yang telah mencanangkan  sebagai “kampus go internasional terus terlibat dalam kegiatan trans nasional seperti  dilakukan saat ini menyiapkan delegasi besar untuk mengikuti Simposium Internasional Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) se-Dunia di Cairo,Mesir pada 27-28 Juli 2016.

Wakil Rektor UMP Bidang Kerja sama dan Hubungan Internasional Dr.HM.Yusuf, S.Sos, MAP di Palangka Raya, Senin mengatakan pihaknya sudah melakukan pembicaraan khusus dengan Ketua Simposium Internasional PPI ke-8 di Cairo  M.Imdad Azizy yang siap meberikan porsi khusus jumlah delegasi UMP untuk pada pada kegiatan yang akan dihadiri delegasi PPI dari 82 negara itu.

M Imdad Azizy mahasiswa Universitas Al Azhar di Cairo yang juga Sekjen Perhimpunan  Pelajar Mahasiswa Indonesia (PPMI)   Mesir itu secara khusus datang ke kampus UMP sebagai pembicara pada Seminar “Peluang Kuliah di Kampus Ternama di Dunia” yang dibuka WR IV UMP Hubungan Antar Lembaga dan Internasional.

Menurut Dr. Yusuf yang juga Direktur  Program Pascasarjana Magister Administrasi Publik (MAP) UMP) itu, peluang  jumlah delegasi besar yang diberikan untuk UMP itu akan dimanfaakan semaksimal mungkin dengan memberikan  kesempatan sebanyak mungkin bagi pelajar perwakilan SMA/MA/SMK se-Kalteng.

Rektor UMP Kandidat  Doktor H Bulkani, M.Pd menyatakan kesiapannya untuk segera mengkoordinasikan dengan Pemprov dan Pemko/Pemkab se-Kalteng  untuk menyiapkan delegasi besar Kalteng ke Simposium PPI se-Dunia di Cairo, Mesir pada akhir Juli 2016.

“Keinginan Kami ada perwakilan pelajar dari seluruh SMA,MA,SMK se-Kalteng yang dikirim ke Cairo, Mesir  sebagai kesempatan langka dan tentu akan sangat bermanfaat bagi upaya penyiapan generasi penerus Kalteng berwawas global,” ucap Bulkani yang juga pakar pendidikan dan ahli bidang ilmu matematika itu.

“International Symposium Overseas Indonesia Students Association Alliance (OISAA)” merupakan kegiatan utama rangkaian Kongres PPI Dunia ke-8 yang dijadwalkan dibuka Presiden RI Joko Widodo pada 27 Juli 2016 di Cairo, Mesir dan dihadiri perwakilan pelajar dan mahasiswa Indonesia yang sedang studi di 82 negara dengan jumlah pelajar dan mahasiswa hingga saat ini mencapai 66 ribu orang.

Rektor UMP Bulkani disiapkan untuk berbicara pada forum internasional  dalam rencana lawatan studi komperatif perbandingan penyelenggaraan pendidikan di negara-negara Timur Tengah, dan Afrika. Rektor UMP bersama tim “UMP Go Internasional” juga telah melakukan studi komperatif di sejumlah negara bagian di Amerika Serikat, Singapura, Malaysia dan Thailand .

Awal April UMP mengirimkan delegasi ke Caralla India untuk seminar internasional perbandingan penyelenggaraa pendidikan tinggi dan intergrasi social budaya antara India dan Indonesia.

(UMP Public Relation)

Delegasi UMY Raih Penghargaan Di Harvard World Model United Nation 2015

Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Ahmad Jawwad (mahasiswa Hubungan Internasional 2011), Asep Suryana (HI 2012) dan Andi Amitya Resti Dwiyanti (Magister Politik dan Hubungan Internasional 2013) yang didaulat menjadi delegasi UMY di ajang internasional “24th Harvard World Model United Nation (WMUN) 2015” berhasil meraih penghargaan terbaik pada kategori Social Venture Challenge (SVC) Resolution Project.

Acara tahunan yang diselenggarakan oleh Harvard University ini mempertemukan delegasi mahasiswa dari seluruh universitas di dunia. Dan pada acara WMUN ke-24 yang dilaksanakan di Korea International Exhibition Center (INTEX), Seoul, Korea Selatan pada 16 hingga 20 Maret 2015 ini, ada dua kategori perlombaan yakni Social Venture Challenge (SCV) Resolution Project dan Simulasi Sidang PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa). Dari dua kategori perlombaan ini hanya ada tiga delegasi asal Indonesia yang meraih penghargaan terbaik, yakni delegasi UMY di posisi pertama pada kategori Social Venture Challenge (SVC) Resolution Project, disusul kemudian Djarum Foundation, dan Universitas Indonesia (UI) pada kategori Simulasi Sidang PBB.

Ahmad Jawwad, selaku ketua tim delegasi UMY, saat ditemui di Biro Humas UMY pada Selasa (14/4) mengatakan, Social Venture Challenge sendiri merupakan kategori kompetisi di mana para pemuda atau mahasiswa dari seluruh dunia, yang ikut pada ajang WMUN 2015 tersebut diharuskan untuk menyampaikan proyek-proyek sosial di negaranya masing-masing. Sementara proyek sosial yang diajukan Jawwad beserta temannya, yang berhasil meraih penghargaan dalam ajang ini berupa proyek “CancerCARE”.

“CancerCARE ini merupakan proyek kepedulian sosial. Dalam proyek ini kami ingin menambah pengetahuan dan menyadarkan masyarakat umum untuk lebih peduli pada penderita kanker, khususnya anak-anak. Karena kalau kita perhatikan, anak-anak penderita kanker itu tingkat sosialnya rendah dan minder. Untuk itulah kami mengajukan proyek ini,” jelasnya.

Jawwad juga mengaku sempat kaget dan tidak percaya karena timnya dinyatakan berhasil meraih penghargaan sebagai delegasi terbaik. Pasalnya, untuk bisa mengikuti ajang tersebut tidak mudah. Karena harus melewati beberapa tes seleksi. Di samping itu juga, setelah mereka dinyatakan maju ke babak semi final dan final, mereka diharuskan melakukan presentasi di hadapan juri serta delegasi dari universitas-universitas di dunia yang ikut pada ajang tersebut.

“Tidak mudah untuk bisa sampai ke sana. Selain karena adanya tantangan dengan berbagai seleksi itu, kami juga terhambat dengan masalah dana. Tapi syukur, Alhamdulillah kami bisa berangkat dan bisa meraih prestasi membanggakan ini. Ini juga sebagai bentuk kontribusi kami kepada UMY, karena telah berhasil membawa nama baik UMY di tingkat internasional,” ujar Jawwad yang juga Founder UMY Model United Nation Community ini lagi.

Hal senada pun disampaikan Asep Suryana. Menurutnya, sekalipun pesaing terberat mereka selama mengikuti perlombaan tersebut datang dari para mahasiswa yang merupakan penutur asli Bahasa Inggris (netive speaker), namun nyatanya ia beserta kedua temannya bisa pula bersaing dengan mereka.

Asep juga mengingatkan agar mahasiswa Indonesia tidak perlu merasa minder (kurang percaya diri) dengan kemampuan bahasa Inggris yang dimilikinya. “Selama kita bisa bicara dengan jelas, orang-orang akan mengerti. Buktinya, negara-negara seperti kita yang notabene masih terbata-bata menggunakan bahasa Inggris, karena bahasa Inggris yang tak lain merupakan bahasa asing bagi kita, tapi ternyata juga mampu menguasai persidangan dengan baik,” ungkapnya. Hal itu pun berdasarkan pengalaman yang ditemui oleh Asep ketika mengikuti WMUN 2015 dan mendapati jika mahasiswa yang berasal dari Universitas Indonesia (UI) juga mendapatkan penghargaan sebagai peserta terbaik pada kategori Simulasi Sidang PBB. (sakinah)

Sumber : UMY.AC.ID