KUI UM Purwokerto Gelar International Summer Course Virtual

Senin-Jumat (31/8-4/9), Kantor Urusan Internasional (KUI) UM Purworejo menyelenggarakan acara tahunan International Summer Course 2020. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumya, tahun ini kegiatan diadakan secara virtual karena kondisi masih dalam keadaan pandemi. Sebanyak 345 orang telah terdaftar untuk mengikuti rangkaian kegiatan.

Condro Nur Alim selaku Ketua KUI UM Purworejo memaparkan International Summer Course bertujuan untuk memperluas hubungan antara UM Purworejo dan mahasiswa internasional. Kegiatan ini juga untuk memperkenalkan potensi dari UMP yang merupakan tempat riset besar tentang pengobatan dan kosmetik herbal.

“Sayangnya dikarenakan kondisi pandemi, partisipan tidak bisa merasakan langsung pengalaman bagaimana membuat jamu, menggoreng mendoan, dan juga jalan-jalan di sekitar Purwokerto,” ujar Condro. Namun ia tetap berharap para peserta dapat mendapatkan pemahaman tentang pengobatan dan kosmetik herbal yang ada di Indonesia meskipun tidak diadakan secara tatap muka.

UMY Gelar Summer School Daring

Senin (10/8), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta membuka program Summer School 2020. Program ini akan dilaksanakan selama tiga hari sampai empat belas hari. Sebanyak 285 peserta dari 16 negara akan mengikuti Summer School berbasis pembelajaran daring ini. Beberapa negara yang mengikuti kegiatan ini antara lain, Malaysia, Pakistan, India, Kiribati, Mesir, Nepal, Oman, Thailand, Bahrain, Indonesia, Spanyol, Jepang, Gambia, Nigeria, Bangladesh, dan UAE (United Arab Emirates).

Kegiatan Summer School melibatkan empat program internasional UMY yang terdiri dari ITYIELDs (International Training for Young Islamic Economics Leaders), ITFSS (International Tropical Farming Summer School), Summer School on Tropical Agribusiness, dan International Program of International Relations Summer School. Rektor UMY, Dr Ir Gunawan Budiyanto, MP IPM, mengucapkan syukur karena di tengah pandemi Covid-19, UMY masih dapat memberikan fasilitas untuk mahasiswa asing belajar daring. “Internasionalisasi kampus masih bisa berjalan dan akan terus kita jalankan. Ditambah antusias para peserta dari berbagai negara masih tinggi,” tambah Dr Gunawan.

Materi yang disampaikan di kegiatan Summer School akan disampaikan oleh pakar internasional sesuai dengan keahliannya masing-masing. Keadaan pandemi yang tidak memungkinkan untuk bertatap muka secara langsung tentu membawa perubahan bentuk pelaksanaan. Seperti yang dijelaskan oleh Dr Ihsan Nurkomar, SP selaku penanggung jawad ITFS, peserta untuk tahun ini tidak bisa diajak langsung melihat keadaan lapangan. Sebagai gantinya mahasiswa akan diberikan video agar memiliki gambaran dalam pembelajaran.

UMP gelar Closing Ceremony Program Darmasiswa

Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) menggelar Closing Ceremony Program Darmasiswa 2018-2019, di Ruang Wakil Rektor 4 UMP, Jumat (21/6).

Sukses diadakan selama satu tahun, program beasiswa internasional dari Kemendikbud RI ini bertujuan untuk memberikan wawasan tambahan kepada mahasiswa asing. “Bukan hanya sekedar seni, bahasa atau budaya, mereka juga belajar mengenai kehidupan islam pula”. ujar Shanty Hawanti Ph.D selaku Direktur KUI UMP.

Adam, salah satu peserta Darmasiswa menyampaikan antusiasnya selama mengikuti program. “sangat menyenangkan, banyak pengalaman dan ilmu yang saya dapatkan dari sini” tutupnya.

Internasionalisasi Perguruan Tinggi Melalui KUI

Opini Eksistensi Kantor Urusan International (KUI) pada sebuah perguruan tinggi di Indonesia saat ini adalah hal yang sangat mutlak adanya. Hal ini tidak lepas dari perkembangan informasi dan komunikasi yang semakin melaju dengan cepat, sehingga setiap perguruan tinggi perlu membangun jaringan kerjasama dengan berbagai pihak, baik dalam maupun luar negeri.

Sebagai bentuk komitmen perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, pada tanggal 1-3 Oktober 2016, Kementerian Ristek-Dikti RI melalui Direktorat Pembinaan Kelembagaan, telah dilaksanakan pertemuan KUI Perguruan Tinggi se-Indonesia, di Kampus Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.

Kegiatan yang mengusung tema: Revitalisasi Peran KUI dalam Internasionalisasi Perguruan Tinggi, dihadiri 131 utusan dari perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS) se-Indonesia.

Dari hasil pertemuan tersebut, ada beberapa poin yang menjadi catatan penulis yang sangat penting untuk menjadikan KUI sebagai Pintu Utama pengembangan Internationalisasi Perguruan Tinggi.

Pertama, bahwa apapun nama perguruan tinggi itu, sudah saatnya KUI menjadi bagian yang sangat penting dalam membangun kerjasama Internasional Perguruan Tinggi, dalam mengembangkan kemampuan soft skill dan hard skill para mahasiswa, serta staf dan pimpinan perguruan tinggi itu sendiri.

Pengembangan kemampuan tersebut terutama keberanian untuk merancang kurikulum yang bertaraf international, mendorong kegiatan penelitian dan lebih memperkokoh publikasi ilmiah di kalangan dosen. Untuk mengimplementasikan hal ini, kepahaman dan komitment pimpinan perguruan tinggi akan keberadaan KUI, sangat penting adanya.

Kedua, kuatnya tekanan era saat ini yang secara tidak langsung memaksa perguruan tinggi untuk terus berinovasi dalam membangun kerjasama luar negeri, seperti halnya dengan kegiatan PPL/KKN Internasional yang diikuti oleh mahasiswa guna menimba pengetahuan baru dan tentunya akan memperoleh pengalaman baru ketika berada di luar negaranya.

Selain itu, sudah saatnya Perguruan Tinggi menjadi tujuan pelaksanaan program summer course bagi mahasiswa dari luar Indonesia, yang sekaligus akan memperkenalkan berbagai hal terkait dengan budaya dan kehidupan di Indonesia.

Oleh karena itulah, sangat diharapkan komitmen yang kuat dari para pimpinan perguruan tinggi untuk menjadikan KUI sebagai salah satu lembaga yang punya peran dalam mewujudkan internasionalisasi perguruan tinggi saat ini. Sudah saatnya Kantor Urusan Internasional (KUI) menjadi Main Gate Internasionalisasi Perguruan Tinggi di Indonesia.

Erwin Akib MPd PhD
(Kepala KUI Universitas Muhammadiyah Makassar)

Sumber  : www.unismuh.ac.id