UMY Inisiasi Gerakan Masyarakat Kasihan Bermasker

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menggandeng aparat pemerintah di tingkat kecamatan, Puskesmas Kasihan, FPRB (Forum Pengurangan Risiko Bencana), Polsek dan Danramil 4 Kasihan untuk mengajak masyarakat Kasihan melalui “Gerakan Masyarakat Kasihan Bermasker”. Gerakan ini dibuka di Kantor Kecamatan Kasihan, Bantul, Yogyakarta, Rabu (9/9). Gerakan Masyarakat Kasihan Bermasker merupakan inisiasi dari UMY untuk memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya di daerah Kasihan untuk tetap disiplin dalam penerapan 3M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak).

Dr Gunawan Budiyanto, MP, IPM selaku Rektor UMY menyampaikan kegiatan Gerakan Masyarakat Kasihan Bermasker ditargetkan kepada pemilik kafe, restauran, dan warung makan yang ramai dikunjungi masyarakat Kasihan dan Mahasiswa UMY. Gerakan ini merupakan bentuk penyadaran bagi masyarakat mengenai pentingnya memutus rantai penyebaran Covid-19 atau transmisi sosial. Tidak hanya mensosialisasikan untuk disiplin menggunakan masker, gerakan juga memberikan edukasi kepada pemilik kafe untuk menyediakan tempat cuci tangan layak sesuai dengan protokol kesehatan. Selanjutnya gerakan ini juga menjadi gerakan konsisten untuk menyadarkan masyarakat yang tidak hanya pada tingkat kecamatan namun juga Kabupaten Bantul. “Jumlah masyarakat yang tidak disiplin menerapkan 3M itu sangat rendah, yaitu hanya 17 persen. Gerakan ini merupakan bagian dari fungsi perguruan tinggi dalam bentuk pengabdian masyarakat melalui edukasi disiplin penggunaan masker. Semoga dapat disambut oleh kampus-kampus lain terutama kampus yang masih di daerah Kecamatan Kasihan,” jelasnya.

Kepala Daerah Kecamatan Kasihan Slamet Sentosa menyambut baik  gerakan ini. Disampaikan oleh Slamet, perkembangan wabah Covid-19 masih cenderung tinggi. Kasihan merupakan tiga besar kasus penyebaran Covid-19 di Bantul. “Oleh karena itu, tugas kita untuk memberikan kesadaran masyarakat melalui gerakan ini yang didukung oleh jajaran Puskesmas Kasihan II yang juga memiliki program sosialisasi dalam pencegahan Covid-19 dan pola hidup sehat, salah satunya dengan cara penggunaan masker pada masa pandemi Covid-19,” tambahnya.

UMP Berdayakan Komunitas Duafa untuk Produksi Masker

Semakin merebaknya Covid-19 membuat pemerintah Indonesia mulai menerapkan keharusan untuk menggunakan masker setiap kali bepergian atau ketika dalam keadaan sakit. Namun, ketersediaan masker di tengah masyarakat masih belum mencukupi. Hal ini mendorong Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) memberdayakan Komunitas Duafa Binaan Pusat Studi Dakwah Komunitas (PSDK) UMP di Kampung Rahayu untuk memproduksi masker kain.

Diungkapkan oleh Bayu Kurniawan selaku Penanggung Jawab dan Koordinator Komunitas Duafa binaan PSDK UMP, masker kain yang diproduksi oleh kelompok duafa memiliki keunggulan dapat diisi tisu dan menutup bagian mulut serta hidung dengan sempurna. Masker ini memiliki dua lapis kain dengan bahas osford produksi komunitas binaan. “Hanya Rp 4.500/pcs dan ada juga yang Rp 4.000/pcs,” ujarnya.

Sementara itu, Rektor UMP, Dr Anjar Nugroho, menjelaskan UMP telah melakukan berbagai aksi cepat tanggap dalam menghadapi pandemi Covid-19. Beberapa di antaranya dengan membagikan sembako, hand sanitizer, serta mendirikan posko Covid-19. Dituturkan bahwa UMP berkomitmen terus mendukung pemerintah dalam mengendalikan penyebaran pandemi ini.