UM Jember Raih 2 Juara Nasional

Syahrul Ramadhani dan Ella Dwi Cahyaningrum mahasiswa Fakultas Psikologi UM Jember berhasil meraih juara 1 Psikophoto dan Juara II Psikopaper pada Kejuaraan Nasional. Kedua Mahasiswa sekaligus mewakili UM Jember menghadiri Temu Ilmiah Asosiasi Psikologi Perguruan Tinggi Muhammadiyah se-Indonesia pada Sabtu, 12 September 2019 di Universitas Muhammadiyah Surabaya.

Panca selaku pembantu dekan fakultas psikologi mengapresiasi prestasi yang diraih. Dia berharap kedepannya fakultas psikologi terus mengikut sertakan mahasiswa dalam kegiatan apapun yang sifatnya akademik maupun keilmuwan. “Dengan demikian dapat menjadi pengalaman yang bermanfaat pula,”lanjutnya.

Di Balik Kesuksesan Radhiatul Fitri, sebagai Mahasiswa Berprestasi Nasional 2015

Radhiatul Fitri berhasil meraih peringkat 7 dari 15 mahasiswa terpilih pada Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Tingkat Nasional 2015 yang berlangsung di Malang pada 28 Juni sampai 01 Juli 2015 lalu.

Mahasiswa psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) ini sebelumnya telah meraih juara 2 Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) tingkat Kopertis Wilayah V DIY tahun 2015. Dalam akun Facebook-nya, perempuan yang akrab dipanggil Fitri ini mengaku, hal yang paling dramatis dan membuatnya menangis adalah saat mengetahui bahwa dirinya mampu bergerak di luar batas. Sebab, sejatinya, berlomba merupakan proses mengalahkan ego, kemalasan, dan kenyamanan diri sendiri.

“Berjuang keluar dari zona nyaman untuk hak hidup yang lebih baik dan prospektif di masa mendatang, tentu tidak mudah. Saya memutar otak untuk dapat tetap berada on the track. Ketika mahasiswa lain punya koleksi buku kuliah, sedang saya harus bolak balik meminjam buku perpustakaan kampus untuk bisa mendapat ilmu yang lebih, bahkan nilai terbaik di kelas. Kesempitan dan keterbatasan tidak boleh menjadi alasan untuk bergerak maju dan bermanfaat buat orang lain,” terangnya.

Menurutnya, kesuksesan yang diraih tidak terlepas dari peran dosen-dosen Fakultas Psikologi UAD yang selalu mendukung penuh dalam berbagai keadaan.

“Terima kasih kepada Tuhan yang maha pengasih dan penyayang, para dosen, juga teman-teman. Kesuksesan ini juga karena campur tangan Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) yang selalu memberikan support moril dan materiil kepada daya,” tutu Fitri.

Sumber : Universitas Ahmad Dahlan

Seminar Nasional Psikologi Indigenous!

Sikapi problem sosial, fakultas psikologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) adakan seminar nasonal psikologi indigenous bertajuk “Mengatasi Problem Sosial Berbasis Kearifan Lokal, Menuju SDM yang Berkualitas” di aula Ak Anshori, kantor pusat UMP, sabtu (6/5). Ketua panitia, Suwarti, SPsi, MSi mengatakan acara ini sekaligus juga bertujuan untuk publikasi hasil penelitian baik itu kajian dari dosen atau mahasiswa. Senada dengan Suwarti, Dekan fakultas psikologi UMP, Nur’aeni SPsi, MSi memastikan, fakultas psikologi UMP memegang teguh komitmen untuk menjadi lembaga pendidikan yang unggul, berorientasi pada pemberdayaan individu dan masyarakat dengan mengedepankan nilai-nilai Islami. “Hal ini sesuai dengan tugas dan kewajiban dosen yaitu melaksanakan tri dharma perguruan tinggi terutama dharma yang kedua yaitu penelitian,” katanya.

Acara ini dihadiri 3 pembicara yaitu dr. Budhi Setiawan (Wakil Bupati Banyumas), Silvy Dewayani, SPsi, MSi (dosen fakultas psikologi UGM), dan Yudi Suharsono, SPsi, MSi (dosen fakultas psikologi UMM). Total peserta hampir mencapai 300 orang yang berasal dari berbagai latar belakang mulai dari mahasiswa, akademisi, praktisi, guru dan lainnya. Rektor UMP, Dr. H. Syamsuhadi Irsyad, MH menyambut baik acara ini. Menurutnya, seminar ini mampu mengupas lebih dalam berbagai hal dan memunculkan pemikiran yang dapat membantu penelitian dari masing-masing pihak. Rektor berharap kegiatan ini tidak hanya berhenti pada diskusi materi saja tetapi juga mampu memberikan solusi. Acara dimulai dengan pagelaran tari miyang yang dilakukan oleh mahasiswa fakultas psikologi, penampilan mereka berhasil memukau penonton dengan baik.

Pemateri pertama, dr. Budhi Setiawan lebih menekankan tentang situasi kesehatan ibu dan anak di Kabupaten Banyumas. Dalam paparannya, Budhi menjelaskan secara detail mulai dari para pelaku utama dalam sistem pelayanan KIA di Kabupaten Banyumas, analisis kematian ibu hingga pada rencana aksi percepatan penurunan AKI Kabupaten Banyumas. Rencana aksi tersebut terdiri dari beberapa program seperti penyuluhan gizi dan PMT ibu hamil dan kespro remaja, peningkatan kompetensi nakes dalam kualitas ANC terintegrasi, monev KIA (pendampingan kompetensi bidan desa), penyuluhan KB oleh nakes dan PLKB, dukungan keluarga dan masyarakat, peningkatan kemudahan akses pelayanan KB, optimalisasi kelas ibu bapak, pembentukan FMM di 27 kecamatan, pemantapan POKJATAB kecamatan sayang ibu hingga pada peningkatan komitmen camat dan kepala desan melalui pertemuan perkresidenan terkait AKI.

Pembicara kedua, Silvy Dewayani, SPsi, MSi mengangkat tema membangun wajah negeri yang sumringah melalui pendidikan yang berkarakter dan bermartabat. Silvy menjelaskan, implementasi dari amandemen UUD 1945 dimaknai berkebalikan dalam UU SISDIKNAS tahun 2003 yang hampir semua pasalnya mengenai pengelolaan pendidikan banyak dibebankan dan diamanahkan pada masyarakat. “Pendidikan yang menjadi cita-cita luhur bangsa kita semenjak 1945 semakin terombang ambing dalam ketidakjelasan model pengelolaan,” katanya. Dalam upayanya memikirkan besarnya tantangan pendidikan berkarakter dan bermartabat, Silvy mengusulkan beberapa hal untuk menjawab tantangan tersebut. Pertama, dibutuhkannya pendidikan yang menyeluruh dari aspek kognitif, psikomotor dan afeksi. Kedua, menjadi guru dan dosen perlu ada persiapan dan sekolahnya. Ketiga, kesinambungan dan triangulasi antara keluarga, sekolah dan masyarakat. Keempat, berani menjadi dan mempertahankan karakter bangsa yang unik dan asli. “Masih panjang jalan cerita pendidikan kita menuju kualitas yang mampu bersaing. Namun yang pasti tidak ada satupun yang boleh berhenti dalam berjuang,” imbuhnya. Pembicara ketiga, Yudi Suahrsono, SPsi, MSi lebih menitikberatkan pada pentingnya meningkatkan kualitas SDM dalam menghadapi persaingan bebas ASEAN. Usai paparan materi, acara dilanjutkan dengan sesi paralel yang melibatkan artikel penelitian dari berbagai institusi. (Pra)

Sumber : UMP

Diskriminasi Pasien Harus Dihentikan

Keselamatan pasien di era Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menjadi topik yang selalu diperbincangkan akhir-akhir ini. Hal itu tidak terlepas dari masih adanya laporan masyarakat terkait dugaan malpraktik atau perlakuan diskriminasi yang dilakukan oleh pihak rumah sakit. Terselenggaranya program BPJS Kesehatan seharusnya mampu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit. Harapannya, akan berdampak positif pada terjaminnya keselamatan pasien dan tidak ada lagi perlakuan diskriminatif yang diterima oleh pasien.

“Sudah saatnya rumah sakit lebih mengutamakan keselamatan pasien dibanding dengan keutamaan yang lain. Mutu pelayanan akan menjadi cermin bagi setiap rumah sakit dalam melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,” kata Rosyidah, M. Kes. dalam seminar internasional tentang keselamatan pasien yang diadakan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di Hotel Cavinton, (20−21/5/2015) lalu.

Menurut perempuan yang menjadi Dekan FKM ini, mutu pelayanan yang dihasilkan rendah akan berdampak kepada buruknya citra rumah sakit di mata publik. Undang-undang rumah sakit maupun Undang-undang Kesehatan juga telah mengatur hal tersebut. Keselamatan pasien menjadi keutamaan, bahkan kewajiban bagi setiap institusi penyelenggara pelayanan kesehatan.

Di tempat terpisah, Ahmad Ahid Mudayana, Humas FKM mengatakan, “Adanya seminar ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih ide dan gagasan untuk perbaikan mutu pelayanan kesehatan di Indonesia ke depan. Selain itu juga memberikan pengetahuan tambahan terkait kondisi pelayanan kesehatan di Indonesia maupun di negara-negara maju lainnya.”

Selain kegiatan seminar internasional, diadakan pula penandatanganan kerja sama antara FKM, Fakultas Farmasi, dan Fakultas Psikologi, dengan Leiden University, Belanda. Kerja sama yang disepakati adalah terkait dengan bidang akademik dan penelitian.

“Diharapkan, dengan adanya kerja sama ini, dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di UAD. Selain itu dapat semakin mempertegas tujuan UAD menuju world class university,” ujar Rosyidah.

Seminar yang diikuti oleh 250 peserta dari berbagai kalangan mulai dari praktisi kesehatan, akademisi, mahasiswa, dan lainnya itu menghadirkan beberapa narasumber. Mereka adalah Roderick Salenga, MPH. (University of Philippine Manila), Prof. Ali Ghufron Mukti (Universitas Gadjah Mada), Prof. A.A. Kaptein (Leiden Medical Health Center, Belanda), Yukiko Yokobori (The IFHIMA Director of Southeast Asia, Japan Hospital Association), dan Rosyidah, M. Kes. (UAD).

“Seminar ini merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan setiap tahun dengan topik yang berbeda sesuai dengan perkembangan isu kesehatan,” tutup Ahid.

Sumber : UAD