Lagi, Kolaborasi Mahasiswa UMM-Singapura Tingkatkan Produksi Masyarakat Desa

SETELAH sukses pada lima angkatan sebelumnya, program Learning Express (LEx) kerjasama Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan Singapore Polytechnic (SP) kembali dilakukan. Kolaborasi 24 mahasiswa UMM dan 24 mahasiswa SP ini akan mengerjakan proyek LEx selama dua pekan, yaitu sejak 26 September hingga 5 Oktober 2016.

Ke-48 mahasiswa lintas negera tersebut akan dibagi dalam tiga kelompok untuk melakukan tiga proyek berbeda, yaitu proyek manajemen sampah, mainan truckdan pembuatan panci atau oven. Lokasi pengabdian mereka dipusatkan di sejumlah desa di Kota Batu dan Kabupaten Malang.

Perwakilan Politeknik Singapura, Virendra Yadav mengatakan, LEx memang sengaja didesain agar dalam waktu singkat mahasiswa dapat belajar dari dunia nyata sekaligus memberi manfaat kongkrit bagi masyarakat setempat. Dengan cara itu, mahasiswa Singapura selain dapat terkoneksi dengan masyarakat setempat, juga sekaligus membuktikan rasa pedulinya dengan menciptakan teknologi baru yang bisa langsung dimanfaatkan untuk kepentingan produksi yang lebih efisien.

Virendra juga berpesan pada seluruh peserta LEx dari Singapura agar memanfaatkan kesempatan emas ini untuk berbagi ide, mencari pengalaman baru dan belajar lebih dari masyarakat Indonesia.“Nanti kalian akan menemukan perbedaan antara Singapura dan Indonesia. Jangan pernah membandingkan, tapi belajarlah,dan buatlah solusi agar kekurangan itu menjadi kelebihan,” paparnya saat Opening Ceremony LEx yang berlangsung di Auditorium UMM, Senin (26/9).

Sementara itu, koordinator LEx UMM Hari Obbie mengatakan, selepas opening ceremony, para mahasiswa Singapura ini terlebih dulu akan dikenalkan dengan budaya dan bahasa Indonesia, khususnya kultur dan pola hidup masyarakat yang dijadikan tempat pengabdian, yaitu di Kota Batu dan Kabupaten Malang.

Nantinya, lanjut Obbie, peserta LEx gabungan mahasiswa UMM dan SP ini akan melakukan riset terlebih dahulu untuk menganalisis kebutuhan dan cara bekerja masyarakat setempat. Setelah itu, peserta membuat teknologi yang memudahkan produksi masyarakat desa. “Di akhir proyek, akan ada presentasi dan pameran hasil pengabdian. Berdasarkan proyek-proyek sebelumnya, terlihat bahwa karya para peserta LEx sangat bermanfaat bagi produksi masyarakat setempat,” ujarnya.

Dalam sambutanopening ceremony, Asisten Rektor Bidang Kerjasama Luar Negeri, Soepartomenyatakan, UMM saat ini tengah memaksimalkan kerjasama internasional guna meraih rekognisi internasional. “Menciptakan kesadaran internasional menjadi sebuah kebutuhan di zaman sekarang. LEx adalah salah satu program yang bisa mendorong kesadaran itu,” kata Soeparto.(ich/han)

Sumber : www.umm.ac.id