Mahasiswa UM Jakarta dan Singapore Terjun Bareng Ke Masyarakat

Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) bekerjasama dengan Singapore Polytechnic (SP) menyelenggaraan Program Learning Express (LeX) bersama. Program LeX ini baru pertama kalinya dilakukan oleh SP yang bermitra dengan UMJ, yang saat ini dilaksanakn oleh Fakultas Agama Islam UMJ. SP mengirimkan 25 mahasiswa, dan FAI UMJ menyiapkan 25 mahasiswa juga untuk mendampingi mereka. Program LeX ini berbentuk community development yang akan berlokasi di desa Tegal Waru – Bogor, yang merupakan desa pembuat kerajinan tangan. Di sana mahasiswa SP dan UMJ akan belajar cara membuat kerajinan tangan bersama warga masyarakat yang ada di lokasi tersebut. Mahasiwa SP dan UMJ akan berada di desa Tegal Waru selama 4 hari dan bermalam di rumah penduduk di desa tersebut, mereka akan belajar dan berbaur dengan masyarakat. Kemudian mereka akan kembali ke Kampus UMJ untuk melakukan diskusi tentang hasil observasi mereka dan melakukan design thinking (DT) dan Empathy Study bersama.

Selama berjalannya program, mahasiswa didampingi oleh 3 dosen pendamping dari SP, dan 4 dosen pendamping dari Fakultas Agama Islam UMJ, yaitu Suharsiwi, Rabiatul Adawiyah,  Nur Hidayat, dan Saomi Rizqiyanto. Acara pembukaan Program LeX dilakukan di Aula Pascasarjana UMJ pada hari Senin, 19 Maret 2018 dan dibuka oleh Rektor UMJ, Prof. Dr. Syaiful Bakhri, SH, MH. Syaiful menyambut baik kegiatan ini sebagai bagian dari pembelajaran bersama antara mahasiswa UMJ dan SP.  Dekan FAI UMJ, Rini Fatma Kartika, MH yang juga hadir dalam acara pembukaan tersebut menyampaikan bahwa mahasiswa FAI UMJ sangat senang dalam mengikuti program ini, dan dengan program LeX ini, mahasiswa dapat belajar design thinking dari mahasiswa SP selama 12 hari mereka di Jakarta. Rini menambahkan, melalui program ini mahasiswa dapat saling mengisi dan melengkapi.

Sementara itu, Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) UMJ, Endang Zakaria, menyampaikan bahwa program LeX antara UMJ dengan SP ini merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat bersama antara mahasiswa kedua lembaga pendidikan tinggi ini, untuk belajar bersama masyarakat dalam membuat kerajinan tangan, yang mana hal tersebut tidak didapatkan oleh mahasiswa SP di Singapore. (EZ/AW)

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Dampingi Siswa Singapura Lakukan Analisis Pasar

SEBANYAK 22 siswa Singapore Polytechnic (SP) Business School bekerjasama dengan dua perusahaan multinasional, yaitu Johnson and Johnson dan Panasonic melakukan riset pasar (market research) di tiga negara, yaitu Indonesia, Thailand dan Vietnam. Di Indonesia, riset dilakukan di Malang didampingi 8 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Selain melakukan riset, selama tiga pekan ini, yaitu Mulai 24 September hingga 13 Oktober 2016, ke-22 siswa ini juga mengikuti empat seminar seputar bisnis yaitu marketing, cultural and regulatory issues, economic, dan supply chain management. Bukan hanya itu, siswa juga diajak melakukan company visit, berkunjung ke sejumlah perusahaan farmasi dan elektronik yang berkedudukan di Malang dan daerah seputar wilayah Jawa Timur.

Sementara untuk riset, menurut Koordinator Program Perwakilan UMM Veri Kurnia Aditama, ada sejumlah tahapan yang dilalui peserta. Pertama, tahap investigasi ke masyarakat. Di sini, siswa SP Business School turun ke 22 rumah warga dan 6 apotek di sekitarUMM guna melihat apa saja alat elektronik yang dipakai dan juga kebutuhan hidup apa yang sering masyarakat gunakan.

“Dengan adanya investigasi ini, siswa Singapura bisa mengetahui secara langsung dan mendetail kebutuhan pasar  yang nantinya menjadi rekomendasi bagi dua perusahaan tersebut,” jelas staf International Relation Office(IRO) UMM tersebut.

Dari hasil investigasi, ditemukan sejumlah permasalahan, diantaranya masyarakat pada umumnya masih susah mencari sinyal televisi sehingga ketika waktu berkumpul dengan keluarga untuk menonton televisi terganggu. Tidak hanya itu, untuk produk keseharian masyarakat ditemukan perusahaan Johnson and Johnsonbelum banyak mengeluarkan produk oral care.

Para siswa itu juga mencari sejauh mana tingkat konsumsi masyarakat Indonesia pada produk oral care dan home care. “Oral care ini seperti misalnya penyegar mulut atau juga perawatan badan. Sedangkan home care ini misalnya seperti pasta gigi, sabun dan semacamnya,” jelas Veri lebih lanjut.

Setelah melakukan market research, mahasiswa SP melakukan analisa untuk melihat kebutuhan masyarakat dan apa saja yang digunakan oleh masyarakat Indonesia. Pada program yang diadakan selama tigaminggu tersebut, ditemukan hasil bahwa masyarakat Indonesia masih banyak yang menggunakan produk Panasonic untuk alat elektronik. “Untuk kebutuhan seperti mesin cuci dan Air Conditioner (AC) milik Panasonic belum banyak digunakan oleh masyarakat,” jelas Veri pada penutupan program Tri City (13/10) di Auditorium UMM.

Menurut Koordinator Program dari SPBusiness School, Tan Lii Chong,hasil penelitian yang dilakukan oleh 22 siswa Singapura dan 8 mahasiswa UMM ini belum hasil akhir karena siswa SP masih akan ke Thailand dan Vietnam untuk melakukan penelitian serupa.

Bagi Tan Lii Chong, waktu 3 minggu untuk pelaksanaan program ini merupakan waktu yang sangat pendek untuk melakukan penelitian di Indonesia. “Kedepannya akan kami kaji kembali hasil penelitian ini ketika sudah selesai ke dua negara lainnya,” ujar salah dosen SP Business Scholl tersebut.

Menambahkan hal itu, salah satu siswa SP Chia Kerxin menyatakan, Indonesia adalah negara yang sangat ramah.Chia bahkan takjub melihat bagaimana UMM mendampingi siswa Singapura. “Kami sangat banyak berterimakasih kepada UMM dan semua buddy yang mendampingi kami selama tigaminggu. Kalian sudah mengorbankan waktu untuk terus mendampingi kami,” ujar Chia saat penyampaian kesan dan pesan.

Asisten Rektor UMM Koordinator Bidang Kerjasama Luar Negeri Drs Soeparto MPd mengaku senang dan bangga bisa terus bekerjasama dengan SP dalam berbagai bidang. “Harapan besarkami agar UMM bisa terus dilibatkan dalam berbagai kerjasama dengan  SP,” jelas Soeparto.

Sumber : www.umm.ac.id