PANGLIMATentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Dr Moeldoko merasa terharu bisa mengunjungi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Ia mengaku selama ini sering melewati UMM sembari berangan-angan, kapan diundang bersilaturrahim di kampus yang menurutnya amat megah ini.
Angan-angan Jenderal asal Kediri itupun keturutan ketika menjadi narasumber pada Studium General di UMM Dome, Jumat (17/1). Di hadapan 3.000 mahasiswa, Moeldoko dikukuhkan sebagai Keluarga Kehormatan UMM oleh rektor, Dr. Muhadjir Effendy, MAP. Pengukuhan ditandai dengan penyematan jas almamater dan topi kebesaran UMM.
“Bagaimana, apakah saya lebih gagah dengan jas ini?” tanya Doktor jebolan Universitas Indonesia (UI) itu bangga. Serempak mahasiswa menjawab, “Gagah…”. Didampingi sejumlah pejabat TNI, seperti Pangdam V Brawijaya, Panglima Armada Timur dan Komandan Pangkalan Udara Abdurrahman Saleh, PanglimaTNI memang terlihat gagah dan lebih muda dengan jas merahnya..
Pada orasinya, Moeldoko memotivasi agar mahasiswa terpanggil menjadi bagian dari pencetus perubahan bangsa ini. Ia mencontohkan Panglima Besar Sudirman, seorang guru yang terpanggil berjuang demi bangsa. “Sudirman harus menjadi inspirasi Anda, karena ia adalah seorang Muhammadiyah sejati seperti halnya Anda semua,” tandasnya.
Berkaitan dengan persoalan kebangsaan, Moeldoko menilai pasca reformasi, nilai-nilai baru bangsa belum ditemukan, sementara nilai-nilai lama telah ditinggalkan. Empat pilar bangsa, yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) seakan telah uzur ditelan waktu.
Menurut Moeldoko, nilai-nilai luhur kebangsaan kita telah didangkalkan oleh gaya hidup baru yang serba instan, suka ikut-ikutan dan malas bekerja keras. “Implikasinya, kita menjadi bangsa yang tidak siap berkompetisi dan terlalu mudah mengandalkan negara lain,” ujarnya.
Moeldoko mencontohkan kebiasaan kita yang suka mengimpor, mulai dari impor beras, impor gula dan garam, hingga impor daging. “Sekarang ini rasa-rasanya kita tidak bisa mandiri. Kita seakan jadi bangsa yang sedang diinfus, jika infusnya dicabut wafatlah kita,” tegas tokoh yang baru saja meraih gelar Doktor Administrasi Publik dengan predikat cumlaude dari UI ini.
Rektor menyebut selama ini UMM telah menjalin kerjasama yang baik dengan berbagai jajaran TNI. Ia mencontohkan UMM yang selalu menghadirkan tokoh dari TNI dalam pelepasan mahasiswa baru. “Karena itulah, kedatangan Panglima TNI ini menjadi gong besar atas hubungan baik yang telah lama terjalin,” tutur tokoh yang juga memiliki kepakaran di bidang militer ini.
Sebelum Panglima TNI, beberapa waktu lalu Menteri Pertahanan RI, Prof Dr Purnomo Yusgiantoro, juga berkunjung ke UMM. Kesan serupa diberikan menteri terhadap UMM. Menurutnya, UMM adalah kampus kebangsaan kebanggaan Muhammadiyah dan Bangsa.
Sumber : www.umm.ac.id