“Di era revolusi 4.0, tata kelola perguruan tinggi tidak bisa lagi mengandalkan cara-cara konvensional. Era keterbukaan juga membuat persaingan dalam bidang perguruan tinggi semakin ketat,” ujar Prof. H. Lincolin Arsyad, M.Sc., Ph.D., Ketua Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, saat membuka kegiatan Leadership Training (LT) Pimpinan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) Angkatan Ke-3 di Ruang Jatayu, Hotel Jatayu, Senin (14/1/18).
Lyncolin mengutip pesan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, bahwa para pimpinan harus menjadi teladan dalam laku cinta ilmu. “Pimpinan Perguruan Tinggi harus senang membaca, senang berdialog, senang ilmu. Jangan pernah berhenti belajar. Perguruan Tinggi adalah pencipta peradaban. Maka bagaimana bisa mencipta peradaban jika pimpinannya tidak cinta ilmu,” lanjutnya, sebagaimana dilansir dari Suara Muhammadiyah.
Inovasi-inovasi teknologi di bidang pendidikan seperti Massive Open Online Course (MOOC) dan Artificial Intelligence (AI) telah mampu menjadikan pendidikan semakin terbuka dan dapat diakses dengan sangat mudah. Keberadaan pengajar dan kelas secara fisik semakin tidak relevan. Jika tidak berbenah, maka akan tersingkir. (Wira Prakasa Nurdia)