Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (UMTAS) mengadakan Training Of Trainer (ToT) Literasi Informasi di Obyek Wisata Situ Gede Kota Tasikmalaya pada Senin (25/03). Kegiatan yang diadakan selama dua hari ini diinisiasikan oleh Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Muhammadiyah ’Aisyiyah (FPPTMA) Wilayah Jawa Barat.
Hari pertama pembahasan mengenai ToT Literasi Informasi dengan pemateri Novi Diana Fauzie, SS., MA., pustakawan dari UMY. Peserta kegiatan hari pertama adalah pustakawan dari berbagai perguruan tinggi dan sekolah menengah, khususnya pustakawan PTMA se-Jawa Barat. Hari kedua adalah rapat koordinasi yang hanya diikuti oleh anggota FPPTMA Wilayah Jawa Barat mengambil lokasi di obyek wisata Situ Gede Kota Tasikmalaya.
Menurut Koordinator FPPTMA Wilayah Jawa Barat, Yanti Sundari, S. Sos., Rapar Koordinasi FPPTMA ini dilaksanakan setiap tahun dan kali ini bertempat di UMTAS. Penambahan kegiatan dengan diselenggarakannya ToT Literasi Informasi tahunan ini diharapkan dapat meningkatkan skill pustakawan. “Pustakawan dikenal cenderung pasif menunggu peminjam buku saja. Dengan adanya Training of Trainer ini, harapannya dapat terlahir pustakawan yang aktif. Artinya, mereka akan menjadi trainer yang dapat menggerakkan literasi di kalangan sivitas akademika, baik dosen maupun mahasiswa. Khususnya di perguruan tinggi, outputnya dilihat dari aktivitas literasi dosen dan mahasiswa, misalnya dalam menulis jurnal, penelitian, dan lainnya,” ujarnya.
Senada dengan hal tersebut, Kelik Nursetyo Widiyanto, Ketua Majelis Pustaka Informasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat (MPI PWM) menyambut baik acara ini. Ia mengatakan, ini adalah kegiatan yang revolusioner. “Ini usaha yang bagus untuk menghidupkan pustakawan. Menggerakkan perpustakaan kampus tidak lagi sepi. Apalagi acara ini rutin dilakukan setiap tahun, artinya kemampuan pustakawan terus di-upgrade sehingga akan hadir pustakawan yang handal di setiap kampus PTMA,” terangnya.
Di era digital, menurutnya, perpustakaan tetap tidak tergantikan. “Ia hanya shifting saja. Bergeser. Tidak menghilang. Memang zaman sekarang kita dapat mendapatkan informasi dari berbagai sumber, misalnya internet. Namun, suasana perpustakaan itu tetap tidak tergantikan. Misalnya, anak SD yang belum diperbolehkan memegang gadget tetap harus kita perkenalkan ke perpustakaan, karena keinginan membaca mereka tetap harus kita jaga,” paparnya. Ia juga berpesan kepada mahasiswa untuk menghidupkan perpustakaan dengan berbagai aktivitas literasi sehingga suasana yang dirasakan ketika berada di perpustakaan adalah enjoy dan tidak menjenuhkan.
Pada kesempatan tersebut juga di-launching Muhammadiyah Corner yang ditandai dengan gunting pita oleh Rektor UMTAS, Dr. Ahmad Qonit AD, MA. Muhammadiyah Corner adalah tempat khusus di perpustakaan yang menyediakan buku-buku tentang kemuhammadiyahan. Dengan adanya muhammadiyah corner ini diharapkan kader muda muhammadiyah khususnya mahasiswa UMTAS dapat menjadi kader sejati yang mengilmui gerakan ini dengan sungguh-sungguh, bukan sekadar ikut-ikutan belaka.