Pertama kali menginjakkan kaki di Indonesia pada pertengahan 2012 lalu, Marina Dobosova, masih ragu dengan kesan ‘menakutkan’ umat Islam di Indonesia. Bagaimana tidak, sepanjang pengalaman perjalanannya ke berbagai negara, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) asal Slovakia ini hanya memiliki informasi yang sangat minim tentang Indonesia.
“Bahkan di Eropa, kesan Islam itu seram, jadi saya sempat takut waktu itu,” kata Marina dalam siaran pers yang diterima Republika. Namun begitu memasuki lingkungan Kampus Putih, semua stereotipe negatif itu sirna. UMM diakuinya sebagai kampus yang di dalamnya ada beragam latar budaya tetapi sangat harmonis.
Menurut dia, Indonesia sangat menarik bagi Marina, tetapi UMM lebih menarik lagi. Indonesia, kata dia, menjadi negara yang berhasil melaui fase transisi demokrasi, seperti halnya Slovakia yang lepas dari komunisme Uni Soviet. “Itulah sebabnya saya tertarik studi tentang media di Indonesia untuk disertasi saya di Slovakia University,” ungkap jurnalis yang mulai menyukai makanan soto ayam ini.
Pengalaman liputan ke berbagai negara itu dibagikannya ke mahasiswa UMM dalam perkuliahan di kelas. Marina sempat menjadi volunteer untuk mendampingi dosen mengajar mata kuliah Jurnalisme maupun Media dan Masyarakat di Prodi Ilmu Komunikasi (Ikom). “Saya suka berbagi pengalaman ketika menjadi wartawan dan berkeliling ke 11 negara. Saya harap itu bermanfaat,” tuturnya.
Marina adalah satu dari puluhan mahasiswa asing UMM. Melalui beasiswa Darmasiswa dari pemerintah RI, ia belajar bahasa dan budaya Indonesia. Di luar itu, ia dapat membantu dosen untuk mengajar secara sukarela. Hal ini juga dilakukan oleh mahasiswa asing lain yang sedang studi di UMM, baik dari program Internship maupun AISEC.
“UMM ini kampus besar dan megah. Di Slovakia belum ada kampus sebesar ini karena negara saya memang kecil. Tapi saya suka di sini karena damai, orang Islam ternyata suka damai, toleran, tidak mengekang,” ujarnya.