Salah satu karateristik pengangguran di Indonesia ini adalah berusia muda dan berpendidikan tinggi, serta produktif. Ini menjadi masalah jangka panjang yang cukup serius untuk ditangani. Apalagi Indonesia tidak memiliki tunjangan untuk penganggur.
“Di Indonesia salah satu isu, ciri dari karakteristik, pengangguran kita itu muda, dan pendidikan tinggi. Kenapa dicegah? Karena kita nggak punya tunjangan penganggur,” ungkap Menteri Keuangan Chatib Basri di Nusa Dua, Bali, Kamis (12/12/2013).
Bila kondisi dibiarkan terus menerus, menurut Chatib, akan terjadi kerusuhan secara sosial. Sebab orang dengan ciri tersebut akan berupaya mencari cara untuk mengubah sistem.
“Karena pendidikan tinggi, pengetahuannya banyak, kritis, kemudian tidak punya pekerjaan apa yang terjadi? Ekspektasi middle class-nya naik tinggi, kemudian dengan ekspektasi itu, itu akan jadi pesoalan, yaitu kerusuhan,” jelasnya.
Menurut Chatib, hal itu berbeda dengan pengangguran yang memiliki pendidikan rendah. Sebab ada kecenderungan untuk menerima apa yang terjadi. “Ini beda denga orang yang levelnya gak tinggi,” sebutnya
Untuk itu, Chatib menilai perlunya masuk ke dalam persoalan tenaga kerja. Sebab, hal ini juga akan mengakibatkan penurunan pertumbuhan ekonomi. Sehingga perlu ada pencegahan.
“Jadi kalau kita nggak masuk ke human capital, demografic bonus itu akan menjadi demografic kastatrophi. Bayangkan kalau penganggur itu pendidikannya baik, produktivitasnya tinggi. Itu akan berpotensi membuat pertumbuhan menurun. Itu yang harus dicegah,” papar Chatib.
Sumber : Maikel Jefriando – detikfinance