“Kami juga mengapresiasi kerja nyata Muhammadiyah untuk mengatasi masalah kesehatan & ekonomi di masa pandemi. Melalui tim khusus Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) pelayanan di 82 Rumah Sakit Muhammadiyah ‘Aisyiyah (RSMA),” ujar Presiden RI dalam sambutannya pada Resepsi Milad Muhammadiyah ke-108, Rabu (18/11).
Bertemakan “Meneguhkan Gerakan Keagamaan Hadapi Pandemi dan Masalah Negeri” seremoni ini disiarkan langsung melalui kanal youtube Muhammadiyah Channel, FB Persyarikatan Muhammadiyah, Instagram Lensamu serta zoom meeting teleconference. Beberapa ucapan juga datang dari para tokoh diantaranya K.H. Ma’ruf Amin selaku Wakil Presiden RI, Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla, Jendral Ir TNI (PUR) H Fachrul Razi, dan sejumlah tokoh lainnya.
Prof Haedar Nashir dalam sambutannya menyampaikan milad Muhammadiyah tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya dikarenakan Covid-19. Namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat Muhammadiyah berkontribusi memecahkan permasalahan umat. “Alhamdulillah kiprah Muhammadiyah dalam menghadapi Covid-19 mendapatkan penghargaan baik dari presiden, wakil presiden, hingga para tokoh, dan kementerian kesehatan atas kinerjanya,” paparnya. Prof Haedar melanjutkan musibah pandemi telah memakan banyak korban baik dinyatakan positif dan meninggal dunia. “Karena itu Muhammadiyah mengajak semua pihak untuk bersama terus berusaha menghadapi musibah ini dengan segala iktiar yang maksimal disertai doa agar pandemi ini diangkat Allah SWT atas kuasanya.”
Dalam seremoni tersebut, Muhammadiyah juga memberikan penghargaan “Bakti untuk Negeri” kepada kader Muhammadiyah yang berprestasi sebagai penggerak dakwah dan Persyarikatan Muhammadiyah. Sekretaris Umum PP Muhammadiyah menyampaikan terdapat tiga kategori yaitu perseorangan yang telah mengabdi dan berkorban di masa pandemi Covid-19 ini. Kemudian kategori inovasi dan pendidikan serta lembaga. “Penghargaan ini diberikan oleh PP Muhammadiyah dengan pertimbangan bagaimana individu-individu tersebut memiliki pengabdian, bahkan sebagian sampai mengorbankan dana, dan bahkan sebagian juga telah wafat mendahului kita,” papar Abdul Mu’ti.