Kamis (7/11), Prof Lincolin Arsyad selaku Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah membuka rangkaian kegiatan Pelatihan Instruktur Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah (PI PTMA) angkatan V di Pusbang Muhammadiyah, Kaliurang. Bekerja sama dengan Majelis Pendidikan Kader PP Muhammadiyah, kegiatan ini akan berlangsung dari tanggal 7-10 November 2019.
Tujuan kegiatan ini ialah memperkuat ideologi kader Muhammadiyah sebagai penggerak dan inspirasi perkaderan di PTM masing-masing; meningkatkan kompetensi kader sebagai instruktur dalam mengelola dan melaksanakan perkaderan sesuai bentuk dan jenjangnya dalam Sistem Perkaderan Muhammadiyah; serta menyiapkan tim instruktur untuk mengelola dan melaksanakan perkaderan di PTM masing-masing.
Prof Lincolin dalam amanatnya menyampaikan bahwa salah satu latar belakang terselenggaranya kegiatan PI PTMA ialah adanya keresahan akan perkembangan kader Muhammadiyah. “Sekarang terjadi kelambatan perkembangan jumlah kader kita. Kita jangan bangga dengan jumlah PTMA yang banyak, jangan bangga jumlah sekolah yang banyak, tapi kita harus prihatin memikirkan siapa nanti yang akan menjalankan Perguruan Tinggi atau sekolah-sekolah tersebut dan termasuk di tingkat nasional. Ini merupakan keprihatinan kita bersama.”
Prof Lincolin lalu mengajak untuk bangkit bersama dalam menghadapi fenomena ini. Salah satunya ialah dengan memberdayagunakan asrama PTMA. Saat ini sekitar 40 PTMA telah memiliki asrama. Menurutnya, asrama tidak seharusnya hanya menjadi tempat tidur bagi para mahasiswa. Asrama merupakan tempat yang ideal untuk pengkaderan dan juga melatih kepemimpinan. Untuk itu dibentuklah asosiasi pengurus resmi yang disebut dengan ASLAMA (Asosiasi Pengurus Asrama). “Bahkan saya minta untuk di bawah wakil rektor. Agar bisa dikembangkan sungguh-sungguh,” tambahnya.
Di akhir, Prof Lincolin berharap melalui pelatihan ini bisa terlahir instruktur yang dapat mengelola perkaderan di Persyarikatan masing-masing kampus. Instruktur yang menghasilkan kader-kader yang mumpuni. Kader yang memiliki ideologi Muhammadiyah yang kuat tapi sekaligus memiliki kompetensi keilmuan, kader yang dapat menjadi pemimpin Indonesia di masa yang akan datang.