Saat ini, pemuda dipandang sebagai salah satu ujung tombak pembangunan dan pembawa perdamaian dunia di masa depan. Pemuda memiliki pengaruh yang cukup kuat untuk menciptakan perdamaian di dunia. Pemuda yang selalu punya pikiran kreatif dan inovasi terbaru, dianggap memiliki peluang besar untuk ikut berpartisipasi dalam perdamaian dunia. Akan tetapi, belum banyak pemuda yang menyadari posisi strategisnya tersebut. Karena itulah, forum-forum internasional untuk membangkitkan kesadaran para pemuda agar ikut berkiprah dalam menciptakan perdamian dunia kini mulai digalakkan. Salah satu kegiatan tersebut seperti International Young Leader Assembly.
Dalam International Young Leader Assembly kelima yang diselenggarakan di Bangkok, Thailand pada 27 hingga 31 Oktober 2014 yang lalu ini, yang bertemakan “Moral and Innovative Leadership: Service and Entrepreneurship”, para pemuda perwakilan dari seluruh dunia berkumpul dalam acara yang diinisiasi oleh Global Peace Foundation dan Global Young Leaders Academy. Di sana mereka diberikan pemaparan mengenai peluang pemuda sebagai agen perdamaian dunia. Bahkan mereka juga turut merumuskan pernyataan dan apa saja yang harus dilakukan oleh pemuda untuk berkontribusi menciptakan perdamaian dunia. Pernyataan tersebut terangkum dalam Bangkok Statement yang sudah diresmikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 28 Oktober 2014 yang lalu.
Dalam forum ini, sebanyak 11 pemuda dari Indonesia pun turut berpartisipasi bersama sebagai representatif Indonesia. 11 pemuda ini merupakan mahasiswa yang berasal dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas Indonesia (UI), Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Universitas Negeri Manado, dan Universitas Nasional Jakarta. Selain kesebelas mahasiswa ini, juga ada satu perwakilan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.
Ahmad Jawwad dan Fitri Navisah Fauziyah, selaku perwakilan dari UMY, saat ditemui pada Rabu (26/11) menjelaskan bahwa ada dua kegiatan utama yang mereka jalani dalam forum tersebut. Pertama, diskusi mengenai peran dan potensi pemuda di dunia dalam upaya ikut menciptakan perdamaian. Kedua, membuat penyataan Bangkok Statement yang berisi poin-poin bagaimana dan langkah apa saja yang harus dilakukan pemuda untuk menciptakan perdamaian. “Agenda pertama adalah diskusi yang dilakukan saat jamuan makan malam di kediaman Kedutaan Amerika Serikat untuk Thailand. Dalam jamuan makan malam ini, kami, para pemuda perwakilan dari seluruh dunia, membahas tentang posisi pemuda yang cukup berpengaruh. Dalam diskusi itu, fokus utama yang kita ambil juga mengenai peningkatan kesadaran para pemuda, bahwa kita sebagai pemuda itu sebenarnya punya pengaruh yang kuat untuk menciptakan perdamaian dunia di masa depan,” ujar Ahmad Jawwad.
Pengaruh yang kuat itu menurut Jawwad seperti memaksimalkan potensi pemuda yang memiliki banyak ide kreatif dan inovasi. Selain itu juga ikut melakukan pembangunan berkelanjutan dalam bidang-bidang utama, seperti pelayanan dan peduli lingkungan, entrepreneurship (kewirausahaan) dari kalangan pemuda, melakukan pendidikan interaktif dan diskusi mengenai penanggulangan bencana baik yang murni bencana alam atau karena ulah tangan manusia, membangun budaya perdamaian dengan cara saling memahami budaya orang lain yang berbeda melalui pendidikan dan penyadaran, peduli terhadap kesehatan sesama, khususnya kalangan remaja, dan menjadi sukarelawan serta melakukan program pertukaran budaya dengan negara lain untuk mempromosikan perdamaian dan pembangunan dunia.
“Semua itu juga sudah tertuang dalam draft Bangkok Statement. Selain itu, untuk membantu menciptakan perdamaian dunia, pemuda juga harus punya beberapa modal utama. Yakni, melibatkan diri dalam pemberdayaan pemuda, hal ini bisa dilakukan juga melalui sosial media yang saat ini sudah sangat disenangi oleh kalangan muda. Kemudian bekerjasama dengan institusi sosial untuk melakukan penelitian mengenai pengetahuan generasi muda tentang isu-isu sosial, meningkatkan kapasitas relawan dari kalangan muda di tingkat nasional dan regional, bergabung dalam perkumpulan sukarelawan multilateral internasional, dan ikut terlibat dalam menyusun kerangka tujuan pembangunan berkelanjutan,” ungkap mahasiswa Hubungan Internasional UMY ini lagi, yang juga menjabat sebagai Deputi Sekretaris Jenderal ASEAN Youth Leaders Association.
Jawwad juga menambahkan bahwa pernyataan dalam Bangkok Statement tersebut nantinya akan dimasukkan dalam Sustainable Development Goals (SDGs) 2015. SDGs 2015 merupakan agenda lanjutan dari MDGs (program pengentasan kemiskinan dunia). Akan tetapi, dalam SDGs ini lebih difokuskan pada agenda pembangunan pasca 2015 untuk pembanguan berkelanjutan yang lebih luas lagi. Dalam acara ini pula, para pemuda yang menjadi representatif dari negaranya diberikan gelar Global Ambassador.
Sumber : www.umy.ac.id
I just want to say I’m newbie to blogging and site-building and seriously enjoyed your web page. Very likely I’m likely to bookmark your blog . You actually come with fantastic well written articles. With thanks for revealing your web site.