Oleh : Surahma Asti Mulasari (Anggota Majelis Dikti & KLH Dosen FKM UAD Yogyakarta)
Perempuan memiliki banyak peran dalam kehidupan ini, baik dalam lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan lingkungan kerja, khusus bagi mereka yang bekerja. Dalam keluarga, perempuan memiliki peran sebagai ibu dan isteri. Di sini, perempuan memiliki peran dalam mendidik generasi dan mendukung peran suami. Di ranah publik perempuan juga menempati posisi strategis yang sesuai dengan potensi dan kemampuannya. Perempuan dapat mengambil peran dalam organisasi kemasyarakatan dan institusi kelembagaan. Sifat-sifat dasar perempuan seperti keibuan, lembut, teliti, tekun dan lainnya dinilai dapat berperan baik di ranah publik. Harapan yang tinggi terhadap berjalannya peran perempuan dalam keluarga dan ranah publik secara baik dan seimbang membutuhkan pembelajaran dan motivasi yang benar. Keterlibatan lembaga pendidikan mulai dari jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi diharapkan dapat optimal, karena di lingkungan pendidikan formallah sebagian besar waktu dihabiskan.
Banyak hal yang dapat dilakukan oleh lembaga Perguruan Tinggi untuk membekali peserta didik agar dapat memberikan peran di lingkungannya secara lebih besar. Pembelajaran yang dapat dilakukan oleh perguruan tinggi untuk meningkatkan pemberdayaan perempuan du keluarga dan ranah publik antara lain :
Pertama, memberikan bekal keilmuan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Pendidikan tinggi menjadi kawah candradimuka dalam menyiapkan peserta didik mendalami berbagai ilmu pengetahuan. Keilmuan akan memberikan rasa percaya diri pada seseorang ketika dia terjun di ranah publik.
Kedua, memberikan muatan leadership atau kepemimpinan. Melalui proses ini, perempuan akan memiliki keterampilan untuk memimpin. Materi leadership meliputi keterampilan berkomunikasi, mengkoordinasi, bekerja tim, kreativitas, dan kemauan untuk berubah dan beradaptasi.
Ketiga, memberikan pengalaman terlibat langsung di dalam pembangunan kehidupan bermasyarakat. Proses ini bisa diberikan melalui Kuliah Kerja Nyata, Praktik Belajar Lapangan, Praktik Kerja Lapangan, ataupun program lain. Proses ini akan mengajarkan pada perempuan tentang konsep peran mereka di ranah publik terutama di masyarakat sosial.
Keempat, memberikan keterampilan manajerial, seperti manajemen waktu dan manajemen diri. Kemampuan ini diperlukan karena perempuan memiliki peran-peran di ranah publik dan domestik. Dengan manajemen waktu dan diri, perempuan bisa memerankan perannya dengan seimbang.
Kelima, memperkuat nilai-nilai agama dan moral. Perguruan tinggi mengemban tanggung jawab yang besar dalam menyiapkan generasi penerus bangsa. Ilmu pengetahuan dan keterampilan jelas belum cukup jika tidak diimbangi dengan nilai-nilai agama dan moral. Keduanya akan menjadi benteng dalam mengarungi kehidupan dan melanjutkan estafet pembangunan dan kepemimpinan.
Disarikan dari Majalah Suara ‘Aisyiyah Edisi 4 Th. Ke-91 April 2014