Sejumlah penyelenggara pendidikan ilmu komunikasi dari Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) se-Indonesia bertemu di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Pertemuan selama tiga hari di hotel UMM Inn itu berakhir Minggu (29/12) dengan beberapa kesepakatan penting.
Ketua Prodi Ilmu Komunikasi UMM, Nurudin, menerangkan kegiatan ini merupakan tindk lanjut dari pertemuan informal di Yogyakarta Juni lalu. PTM yang memiliki prodi Ilmu Komunikasi merasa perlu melakukan kerjasama lebih intensif dalam rangka memperkuat pilar akademik maupun tata kelola yang lebih baik.
“Ini bukan sekedar silaturahmi biasa sebab kita membahas beberapa isu penting, seprti penguatan kurikulum yang khas di PTM, pengelolaan kemahasiswaan, program penelitian dan pengabdian, penerbitan jurnal, hingga pengelolaan akreditasi,” terang Nurudin.
Hadir dalam acara ini perwakilan dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Universitas Muhammadiyah Ponorogo (UMP), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas Muhammadiyah Ahmad Dahlan (UAD), Universitas Muhammadiyah Lampung (UM Lampung), Universitas Muhammadiyah Luwuk Banggai (UMLB), Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT), Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka), Universitas Muha mmadiyah Jakarta (UMJ), Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Muhammadiyah Madiun, serta tuan rumah UMM.
Pembantu Rektor I UMM, Prof Dr Bambnag Widagdo, MM, menilai semiloka antar PTM ini memiliki nilai strategis karena fokusnya jelas. Kesamaan ideologi masing-masing PTM diharapkan dapat melahirkan nilai-nilai ke-Islaman dalam membangun kurikulum yang khas di bidang komunikasi.
“Komunikasi itu bidang yang sangat penting, sehingga sinergi dalam prodi Komunikasi juga harus melahirkan komunikasi yang berkualitas,” kata Bambang. Untuk itu dia berharap dalam pertemuan ini dipastikan semua PTM saling membantu, baik untuk menaikkan nilai akreditasi maupun menyusun kurikulum dan penulisan jurnal bersama.
Sementara itu, pada sesi seminar yang menghadirkan Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Hasanudin Makasar, Prof Dr Hafied Changara, muncul berbagai gagasan dalam memperbaiki perolehan akreditasi. “Ada trend jumlah prodi Komunikasi di Indonesia semakin banyak sehingga saingan pun semakin ketat. Salah satunya harus dilakukan dengan konsisten memenuhi kualifikasi akredisi yang baik,” kata Hafied.
Saat ini, lanjut Hafied, orang lebih melihat komunikasi dari isu-isu media massa, aliran ilmu komunikasi, dan media sosial, tetapi kurang perhatian terhadap kualitas pendidikan ilmu komunikasi. Itulah sebabnya, pertemuan ini penting untuk mengangkat kembali kepedulian terhadap bagaimana pendidikan komunikasi dikelola.
Di kalangan PTM, ada 3 prodi yang sudah memperoleh nilai A, yakni UMM, UMY dan Uhamka. Tak heran jika PTM-PTM lain memanfaatkan momentum ini untuk studi banding sekaligus menimba informasi bagaimana menyiapkan kualifikasi akreditasi yang baik.
Sepanjang acara peserta mengikuti secara khidmad. Selain sesi seminar, juga diadakan sidang-sidang komisi yang membahas kurikulum bersama, penerbitan jurnal, penelitian dan pengabdian, serta kunjungan ke unit-unit terkait di kampus UMM.
Acara diakhiri dengan deklarasi Asosiasi Pendidikan Ilmu Komunikasi Perguruan Tinggi Muhammadiyah (APIK-PTM) yang dipimpin Nurudin. Seluruh perwakilan peserta menandatangani deklarasi tersebut sebagai tanda bahwa di antara anggota akan selalu bekerja sama dalam empat bidang. Empat bidang tersebut adalah penguatan kurikulum yang khas PTM, melakukan penelitian dan pengabdian bersama, penerbitan jurnal ilmiah, serta berbagi informasi dalam tata kelola Prodi. (nas)
Sumber : www.umm.ac.id