Tim Universitas Muhammadiyah Surabaya hadir dalam acara Pameran Produk Inovasi, Senin (30/8) lalu. Dengan Mochammad Affan Shafry Bukhori sebagai koordinator, tim tersebut membuat inovasi wadah pakan dan minum semiotomatis untuk bebek. Inovasi tersebut mereka dapatkan dari KKN BTV (Back to Village) yang terselenggara di Surabaya Barat oleh Lembaga Pemberdayaan dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UM Surabaya.
Kepala LPPM UM Surabaya, Dede Nasrullah, menyampaikan, sebelumnya, KKN terlaksana secara terpusat. Namun, pandemi menyebabkan mekanisme KKN berubah menjadi tersebar berdasarkan domisili mahasiswa. Melalui kegiatan KKN tersebut, para mahasiswa membuat produk-produk inovati dan bermanfaat bagi masyarakat. Salah satunya adalah tim yang dipimpin oleh Mochammad Affan Shafry Bukhori.
Ia memaparkan bahwa alat pakan bebek ini merupakan aplikasi dari pelaksanaa teknologi tepat guna (TTG). Teknologi tersebut ia berikan ke peternak bebek di Dukuh Tlogo Tanjung, Kelurahan Bangkingan, Kota Surabaya. “Kelompok kami memberikan inovasi baru dengan membuat wadah pakan dan tempat minum semiotomatis. Selama ini, pemberian pakan terjadi secara manual. Harapannya adalah agar peternak di sini lebih menghemat tenaga dan waktu,” ujarnya dalam situs resmi UM Surabaya.
Secara detail, Affan juga menjelaskan dalam memberi makan dan minum bebek. Ia mengatakan bahwa pengisian air minum dan pemberian makan bebek berkali-kali kurang efektif. Inilah yang melatarbelakangi pembuatan teknologi inovasi ini. Kemudian, rupanya persoalan memberikan makan dan minum ternak menjadi penyebab meningkatnya produktivitas bebek. Program ini memiliki dua tujuan, yakni memudahkan pemberian makan dan minum, serta meningkatkan efektivitas dan efesiensi.
Pada saat penutupan KKN di halaman kampus, Rektor UM Surabaya Sukadiono menyampaikan apresiasinya kepada mahasiswa-mahasiswa KKN yang telah menjalankan kegiatan dengan baik, meskipun dalam kondisi pandemi seperti saat ini. “Adanya produk-produk inovasi baru ini menunjukkan bahwa memang mahasiswa-mahasiswa ini sangat cerdas dan penuh inovasi. Mampu terjun dan meningkatkan kualitas desa merupakan nilai tambahan untuk mahasiswa. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi kampus bisa tersampaikan kepada masyarakat luas,” tuturnya.