Generasi berkemajuan adalah salah satu tagline yang diusung oleh Muhammadiyah. Salah satu cara untuk mewujudkannya pun direalisasikan melalui optimalisasi Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA).
Ketua Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Lincolin Àrsyad mengatakan, ke depannya, PTMA akan terus berupaya dan berkomitmen untuk meningkatkan kualitas PTMA agar tercipta PTMA yang kuat, berdaya saing dan berkemajuan. “Kuat dalam arti, pertama memiliki kualitas dan kecukupan SDM yang tinggi,” ujarnya kepada Republika, Rabu (12/7).
Untuk mewujudkan strategi tersebut dijabarkan melalui program pendidikan lanjut sampai S3 dan kegiatan penelitian. Sehingga, SDM yang akan mengenyam studi lanjut ke luar negeri dapat dipersiapkan kemampuan bahasa asingnya lewat program persiapan untuk mendapatkan beasiswa bekerja sama dengan LAZISMU.
Sedangkan untuk meningkatkan kemampuan meneliti, lanjut Lincolin, Majelis pun memberikan bantuan dana penelitian yang cukup memadai bagi para dosen PTMA baik digunakan untuk workshop, penelitian atau penyusunan proposal penelitian. Selain itu, untuk peningkatan kualitas SDM, staf pengajar pun diberi kesempatan dan bantuan untuk ikut seminar di luar negeri.
Langkah selanjutnya, PTMA juga terus menerus mengembangkan dan menerapkan good university governance terutama di bidang akademik, keuangan, dan pengembangan SDM. “Peningkatan tata kelola akademik kita lakukan salah satunya melalui workshop SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal),” katanya.
Sedangkan untuk tatakelola keuangan dan SDM, Majelis bekerja sama dengan PTMA yang besar untuk melakukan pembinaan terhadap PTMA yang masih kecil melalui workshop dan pendampingan penyusunan sistem informasi keuangan dan SDM yang terpadu.
Program konsolidasi
Selain itu, strategi lain yang juga dilakukan adalah dengan secara terus menerus mendorong PTMA untuk melengkapi, menyempurnakan, dan meningkatkan kualitas sarana belajar mengajar.
Kemudian, agar dapat mewujudkan PTMA yang berdaya saing, Majelis pun mendorong dan membina agar PTMA mampu mengembangkan distingsinya atau keunikan tersendiri. Ia optimistis, jika PTMA dapat memiliki keunikan atau kekhasan di bidang keilmuan tertentu, maka otomatis hal ini membuat PTMA menjadi lebih unggul dibanding PT lain. “Dengan memiliki distingsi, maka PTMA mampu memasuki ceruk pasar yang tidak tersentuh oleh PT lain,” kata dia.
Lincolin berjanji akan terus mendorong terwujudnya PTMA yang berkemajuan. Sehingga PTMA harus memperbaiki diri, berinovasi, mencerdaskan, mencerahkan, dan rahmatan lil alamiin.
Program penting lain yang dilakukan Majelis saat ini adalah program konsolidasi. Hal ini dilakukan melalui beberapa langkah, pertama Majelis mendorong beberapa PTMA kecil untuk bergabung atau merger agar lebih kuat.
“Langkah ini pun sangat diapresiasi oleh Menteri Ristekdikti ketika kami beraudiensi beberapa waktu yang lalu. Langkah ini sesuai dengan arah kebijakan pemerintah,” ucap pria yang juga Guru Besar Ilmu Ekonomi pada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM).
Langkah kedua, lanjutnya, dilakukan melalui konsolidasi antara PTMA besar. Di sini Majelis mendorong PTMA besar untuk bekerja sama mengembangkan pusat-pusat keunggulan atau center of excellence di PT-nya masing-masing.
Jejaring internasional
Langkah terakhir, Majelis akan mendorong dan memfasilitasi PTMA untuk mengembangkan jejaring internasional (internasionalisasi) melalui pertukaran dosen, pertukaran mahasiswa dan kuliah kerja nyata (KKN) internasional di beberapa negara seperti Thailand dan Filipina.
Saat ini, total jumlah PTMA di seluruh Indonesia sebanyak 172 buah, 43 di antaranya adalah universitas. Dari semua itu, baru 4 universitas yang terakreditasi A oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT).
Keempat universitas itu adalah Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Malang, UHAMKA dan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sisanya masih terakreditasi B dan C. Majelis juga menargetkan, hingga 2020 nanti, seluruh PTMA yang masih berakreditasi C dapat ditingkatkan menjadi berakreditasi B.
Sumber : Republika