Merintis suatu organisasi bukanlan pekerjaan yang mudah, Daniel Saalddin salah seorang perintis STIE Muhammadiyah. Ia sempat Gadaikan SK PNS untuk mencukupi biaya mendirikan Muhammadiyah.
Usianya memenang sudah tidak muda lagi namun semangatnya untuk selalu aktif dibidang pendidikan tidak pernah surut, ia berprinsip mungkin Allah masih memberikan kesempatan pada dirinya untuk terus mengabdi dibidang pendidikan. Namun secara langsung ia tidak lagi mengaja, hanya saja mencetuskan konsep-konsep pendidikan yang akan diterapkan, khusnya di STIE Muhammadiyah.
Setelah Pensiun dari Universitas Jambi pada tahun 2011 lalu, saat ini Prof. Ir. H. Daniel Saalddin mantan Pembantu Rektor dan dekan di Pertanian Universitas Jambi (Unja) masih aktif didunia pendidikan. Ia memilih STIE Muhammadiyah sebagai tempat untuk terus mentranfer ilmu yang dimilikinya, ia dipercaya sebagai Badan Pembina Harian yang berfungsi mewakili pimpinan pusat Muhammadiyah di Jambi, ini juga didukung karena ia merupakan salah satu perintis berdirinya STIE Muhammadiyah.
Mantan pembantu Rektor II dua periode dari tahun 1985 sampai dengan tahun 1995 ini menceritakan awal berdirinya Muhammadiyah sempat mengalami masa-masa yang sulit, bahkan sampai kekurangan biaya. Beberapa orang pendiri Muhammadiyah pada waktu itu termasuk dirinya berinisiatif dengan iklas menggadaikan SK PNS untuk mencukupi biaya mendirikan organisasi Muhammadiyah pada tahun 1969. “Awal berdirinya Muhammadiyah berbentuk Akademi Keuangan dan Perbanka (AKUBANK) barulah pada tahun 2004 disepakatimenjadi STIE Muhammadiyash,” jelasnya.
Menggadaikan SK untuk mecukupin biaya mendirikan organisasi Muhammadiyah pada waktu itu memang pilihan yang sulit, namun itu merupakan satu-satunya jalan halal yang dapat ditempuh untuk medapatkan biaya. Setelah berdiri Perguruan Tinggi Muhammadiyah barulah perlahan mahasiswa banyak yang medaftar dan hingga saat ini sudah terbilang cukup baik.
Pria yang genap berusia 72 tahun pada tahun 2014 ini menambahkan, pada saat masih aktif di Universitas Jambi, dirinya sempat menjadi dekan di Fakultas Pertanian selama dua periode, yaitu dari tahun 1979 sampai dengan tahun 1985. Namun ia mulai aktif mangajar yaitu dari tahun 1969, dan juga sempata mencalokan diri sebagai salah satu kandidat Rektor Unja pada tahun 2009. “Mungkin karena belum ada nasib untuk menjadi rektor,” tandasnya. (*)
Sumber dan Penulis : BAKAR / Jambi Ekspres