Setelah tertunda cukup lama, SAR Mapala Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) akhirnya terbentuk. Peluncuran dilakukan oleh Ketua Majelis Diktilibang PP Muhammadiyah Prof Lincolin Arsjad dan Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Prof. Dr. Bambang Setiadji di Aula Djazman Al Kindi UMS, Sabtu (26/12) yang diikuti elemen dari SAR Mapala dari berbagai PTM di tanah air.
Dalam sambutannya Prof Lincolin mengharapkan wadah ini bisa dimanfaatkan untuk kegiatan MAPALA disamping membantu masyarakat saat terjadi bencana. Ini bagian dari pelaksanaan caturdharma PTM, khususnya yakni pengabdian masyarakat dan dakwah islamiyah.
Wadah yang sudah lama digagas ini diharapkan mendapat dukungan dari semua PTM sehingga wadah ini bisa eksis dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Dalam acara dialog usai peluncuran, Prof Bambang menyatakan, saat bencana SAR mahasiswa bisa membantu lebih awal, khususnya saat penyelamatan dan pencarian korban. Sebab untuk tahap rehabilitasi peran mahasiswa menjadi sulit karena berbagai keterbatasan. “Saat rehabilitasi, Pemerintah yang harus banyak turun tangan,” katanya.
Sedangkan Wakil Ketua Majelis Diktilitbang Prof Edy Suandi Hamid pada forum itu menyampaikan, Indonesia banyak sekali kelompok-kelompok pencinta alam, termasuk di kampus-kampus perguruan tinggi, atau yang sering disebut sebagai MAPALA. Mahasiswa pecinta alam umumnya memiliki keterampilan-keterampilan khusus, yang membuatnya bisa melalui medan-medan yang berbahaya dan melakukan pekerjaan cukup berisiko. Oleh karena itu, pecinta alam ini seharusnya bisa dioptimalkan untuk bisa bermanfaat bagi masyarakat luas, untuk membantu masarakat saat terjadi berbagai bencana, ssperti gempa bumi, letusan gunung berapi, kebakaran hutan ataupun rumah, dan tugas-tugas Search and Rescue lainnya. Oleh karena itu, diharapkan SAR dan Mapala Muhammadiyah Indonesia bisa mengambil peran itu.