Kabag Humas Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Sudiro SH,MH, Selasa (10/2), mengatakan, kandidat doktor dari Fakultas Teknik (FT) UMP, Haryanto, ST, MT, dalam kuliah S-3 di Yeungnam University, Korea Selatan sekarang ini mengembangkan penggunaan polimer sintetik untuk aplikasi medis.
“Pakar ilmu kimia UMP tersebut berhasil mengembangkan aplikasi polimer sintetik dalam beberapa aplikasi medis, khususnya penggunaan hydrogel film untuk pembalut luka, anti-lengket pasca operasi dan scaffold untuk rekayasa jaringan,” tuturnya.
Dengan penemuan tersebut, nilai kemanfaatannya amat sangat tinggi, terutama bagi kalangan medis, seperti para dokter, dan rumah-rumah sakit yang ada baik di Banyumas, Indonesia dan negara lain. “Apalagi penemuannya ketika kuliah S-3 di Korea Selatan sekarang ini. Berkegiatan di Korea Selatan memang patut dicontoh. Karena dengan Pak Haryanto kuliah disitu, budaya kerja keras dan disiplin masyarakat Korea Selatan jadi amat menempel pada dirinya” kata Sudiro.
Melalui telepon, Haryanto mengaku, kuliah di Korea Selatan menjadikan dirinya terbiasa berangkat ke laboratorium penelitian jam 9 pagi, pulang jam 10 malam setiap hari kerja. Katanya, hampir semua orang yang berada di laboratorium di Korea sama seperti itu. “Mereka sangat menghargai waktu dan sangat disiplin. Budaya ini yang ingin saya adaptasi ke Purwokerto, ke Indonesia,” tuturnya.
Terkait pengembangan polimer sintetik, kata Haryanto, masih sedikitnya ahli di Indonesia. “Yang mengembangkan penggunaan polimer sintetik untuk aplikasi medis amat sedikit. Itulah sebabnya saya termotivasi untuk mengembangkannya, dan ternyata berhasil. Ini sesuai keahlian saya, bidang polimer. Saya mencoba mengembangkan aplikasi polimer sintetik dalam beberapa aplikasi medis, khususnya penggunaan hydrogel film untuk pembalut luka, anti-lengket pasca operasi dan scaffold untuk rekayasa jaringan,” tuturnya.
Haryanto menjelaskan, dengan teknik radiasi menggunakan electron beam serta menambahkan beberapa senyawa baru pada bahan utama polyethylene oxide, Ia berusaha untuk membuat macromolecule ataupun crosslinking polimer yang menghasilkan hydrogel tiga dimensi. Dari hasil tersebut, katanya, dapat diaplikasikan untuk keperluan medis tanpa meninggalkan zat toxic dalam polimer. Metode crosslinking yang dikembangkan oleh Haryanto ini tidak menggunakan zat kimia sebagai crosslinkingagent sehingga sangat aman dan bebas dari sifat toxic yang dapat membahayakan manusia/pasien. Pengembangan pertama yang telah dilakukan di Korea Selatan adalah pembuatan pembalut luka dari hydrogel polimer dengan bahan utamapolyethylene oxide yang dimodifikasi dengan menambahkan polyethylene glycol diacrylate untuk meningkatkan kekuatan mekaniknya.(Ero)
sumber : KRJOGJA.COM