Bertepatan dengan Wisuda ke-75, Sabtu (28/2), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melakukan penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan wilayah Malang Raya. Penandatanganan kesepahaman ini menurut Ketua BPJS Kesehatan Malang, Dr Bimantoro AAK merupakan wujud kepedulian UMM terhadap kesejahteraan dan kesehatan karyawannya.
“Di Malang sendiri ada 112 puskesmas, 78 dokter keluarga, 21 klinik, dan 31 rumah sakit (RS) di antaranya RS UMM, namun masih banyak yang belum bekerjasama dengan kami (BPJS Kesehatan),” ungkap Bimantoro. Karena itu, lanjutnya, pihaknya sangat mengapresiasi apa yang dilakukan UMM dengan menjaminkan 1150 karyawannya.
“Sebelumnya, RS UMM juga sudah melakukan kerjasama dengan BPJS Kesehatan. Ini bagus karena UMM yang di dalamnya juga ada RS UMM ikut mendukung jaminan kesehatan nasional,” tuturnya.
Mendukung hal itu, Rektor Prof Dr Muhadjir Effendy MAP menyatakan, dengan disepakatinya kerjasama antara BPJS Kesehatan dengan RS UMM, pihaknya bertekad terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Saat ini, misalnya, RS UMM telah menambah fasilitas Cath Lab (catheterization laboratory).
“Dengan adanya fasilitas ini RS UMM mulai bulan Juni nanti dapat melayani pemasangan stent atau ring untuk penderita sakit jantung. Saat ini sejumlah tenaga perawat dan teknisi yang akan menangani bidang ini sedang mengikuti pendidikan khusus. Jadi nanti tidak perlu pasang ring di luar negeri, cukup di RS UMM,” tutur Rektor seraya berharap masyarakat tetap sehat.
Usai sambutan, BPJS Kesehatan diwakili Bimantoro dan UMM diwakili Muhadjir melakukan penandatanganan MoU. Prosesi penandatanganan turut disaksikan ketua umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Dr HM Din Syamsuddin MA, ketua Badan Pembina UMM Prof Drs HA Malik Fadjar MSc, wakil ketua Majelis Dikti PP Muhammadiyah Prof Dr HM Noor Rochman Hadjam SU, Direktur Utama RS UMM Prof Dr dr Djoni Djunaedi SpPD KPTI, serta 947 wisudawan, orangtua wali dan tamu undangan.
Untuk RS UMM sendiri, sejak bulan Januari lalu telah dapat melayani pasien peserta BPJS Kesehatan. Seperti diketahui, RS ini memiliki keunggulan, di antaranya memiliki alat-alat baru yang modern, serta dokter dan perawat yang kompeten. “Di samping itu karena masih relatif baru, antrean di RS ini tidak terlalu padat sehingga lebih leluasa melayani pasien sebaik-baiknya,” kata Sekretaris BPH UMM, Drs Wakidi.
Perluasan kerjasama BPJS-UMM nantinya, antara lain, tidak hanya mencakup pelayanan rujukan ke RS tetapi juga kepesertaan dosen dan karyawan UMM di BPJS, pendidikan dan pelatihan, penelitian di bidang kesehatan, serta pengabdian masyarakat.
Saat ini seluruh dosen dan karyawan UMM serta keluarganya telah didaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan. Namun demikian, bagi yang sudah menjadi peserta baik atas inisiatif sendiri maupun karena tanggungan sebagai PNS, maka dapat dialihkan kepesertaannya ke UMM sesuai dengan ketentuan. (zul/han/nas)
Sumber : UMM.AC.ID