Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah (UM) Kendari akan mempelajari bahasa Mandarin dengan tujuan agar perusahaan-perusahaan Cina yang ada di Indonesia, khususnya di Sulawesi Tenggara (Sultra) tak perlu lagi mendatangkan tenaga kerja dari negara asalnya. Usulan itu disampaikan langsung oleh Rektor UM Kendari, Muhammad Nur usai berdiskusi dengan pihak Beijing Language University, Jumat (9/11/18).
“Menurut mereka, orang-orang sini tidak mengerti perintah dari pimpinan perusahaan Cina yang rata-rata hanya bisa bahasa Mandarin. Supaya masyarakat lokal bisa bekerja di perusahaan milik Cina, harus bisa berbahasa Mandarin,” ujarnya, sebagaimana dikutip dari situs Zonasultra.
Program pembelajaran bahasa Mandarin bagi mahasiswanya itu, kata Muhamad Nur mulai digagas melalui penadatangan kerjasama antara UMK dengan Beijing Language University. Di mana dalam MoU tersebut nantinya mahasiswa UMK akan mempelajari bahasa Mandarin sekitar dua tahun dengan tenaga pengajar dari Beijing Language University. Dalam perjanjian itu, UM Kendari hanya diminta menyiapkan ruangan, mahasiswa, dan koneksi internet. Sementara tenaga pengajar bahasa Mandarin menjadi tanggung jawab pihak Beijing Language University. (Wira Prakasa Nurdia)