Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berkolaborasi dengan Singapore Polytechnic (SP) menciptakan inovasi baru. Kolaborasi ini dilakukan dalam program Temasek Foundation International – Specialist Community Action and Leadership Exchange (TFI-SCALE) dan Learning Express (LeX) dengan konsep Sustainable Development Goals (SDG).
Memilih tempat di kawasan industri pembuatan keju mozarella Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Merjosari, Malang, mereka mengubah limbah whey mozarella menjadi bahan bakar alternatif biogas. Whey sendiri merupakan sejenis cairan berwarna semi-transparan hasil dari produksi keju. Sebagian besar produksi keju di dunia umumnya menghasilkan whey. Hanya 50% whey yang diolah menjadi produk makanan dan minuman, sedangkan lainnya menjadi limbah.
Kegiatan ini dilaksanakan selama lima pekan. Tiga pekan mereka belajar Sustainable Development Goals (SDG) dan Design Thinking di Singapura. Dua pekan selanjutnya dilakukan di Indonesia dengan melakukan praktik langsung, yaitu observasi ke beberapa Usaha Kecil Menengah (UKM) di Malang.
Muhammad Oddy Nurfiansyah, salah satu peserta Program TFI-SCALE dan LeX dari UMM, memaparkan bahwa tujuan kegiatan ini untuk memenuhi need assesment, yaitu mengurangi limbah untuk meningkatkan laba.
Meskipun sekilas terlihat seperti program Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada umumnya, namun di sini mereka tidak sekadar melakukan pengabdian. Para peserta menggunakan acuan baku yaitu modul desain thinking adaptasi Universitas Stanford dan Massachusetts Institute of Technology (MIT) di AS untuk menyelesaikan permasalahan di suatu tempat.