ADA yang berbeda dengan perayaan hari bumi di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tahun ini. Jika di tahun-tahun sebelumnya kegiatan yang rutin diadakan Divisi Mahasiswa Pecinta Alam (Dimpa) UMM ini selalu kritis mengkampanyekan kampus bebas asap rokok dan kendaraan bermotor, kali ini isunya diarahkan pada edukasi penyelamatan bumi yang kian renta.

Terang saja, hal itu mengingat sejak akhir tahun lalu, tepatnya pada November 2013, kampus ini telah mencanangkan UMM Green and Clean. “Tahun lalu kampus ini sudah memberlakukan aturan kampus bebas kendaraan bermotor, tahun ini kita berlakukan kampus bebas asap rokok, sehingga kampus ini bisa benar-benar bersih dan hijau,” papar Rektor UMM Dr Muhadjir Effendy MAP terkait program tersebut.

Karena itulah, ketua pelaksana Hari Bumi Dimpa UMM Amar Saichuna merasa sangat bergembira karena edukasi penyelamatan lingkungan melalui kampus bebas asap yang telah mereka kampanyekan bertahun-tahun akhirnya dipraktikkan oleh kampus ini. “Dengan adanya UMM Green and Clean, kita mulai tahun ini bisa terfokus pada isu yang lebih besar, yaitu tentang kerentaan bumi,” terangnya saat pembukaan Peringatan Hari Bumi Dimpa UMM yang berlangsung di tengah jembatan depan Gedung Kuliah Bersama (GKB) I UMM, Selasa (22/4).

Pada kegiatan ini, Dimpa UMM menampilkan miniatur bumi berdiameter 1.5 yang sengaja dibuat bentuknya yang tidak beraturan, sebagai tanda bumi yang semakin rapuh. “Miniatur bumi ini sengaja kami letakkan di jembatan depan GKB I agar menjadi view menarik bagi warga kampus yang berlalu lalang melakukan aktivitas akademik,” jelas Amar.

Hari-bumu

Selain tampilnya miniatur bumi, kegiatan ini juga disemarakkan dengan aktivitas lain yang terkait isu pelestarian lingkungan, yaitu pelepasan angsa di kolam kampus, penurunan big banner hari bumi dari puncak GKB lantai enam, edukasi ekologis pada anak usia dini, lomba mewarnai alam, orasi lingkungan, pemungutan sampah, serta pameran foto lingkungan.

“Agar lebih menarik, kami juga menyertakan siswa-siswi Taman Kanak-kanak (TK) Asyiah Busthanul Athfal (ABA) yang merupakan bagian dari amal usaha Muhammadiyah serta sejumlah mahasiswa asing yang kuliah di UMM,” kata pembina Dimpa UMM Rina Wahyu Setyaningrum MEd.

Menurut Rina, anak-anak usia dini sengaja dilibatkan, agar edukasi penyadaran lingkungan bisa dimulai sejak masih kecil. Sementara itu mahasiswa asing diminta melakukan orasi lingkungan dalam bahasa Indonesia. “Paling tidak, ketika civitas akademika UMM melihat usaha mahasiswa asing berorasi dengan terbata-bata serta semangat anak-anak TK yang melakukan kegiatan cinta lingkungan, bisa tumbuh kesadaran bersama dalam lingkup yang lebih luas,” tutur dosen jurusan Bahasa Inggris UMM ini.

Rangkaian acara yang dilakukan seharian penuh ini dibuka langsung Pembantu Rektor III UMM Dr Diah Karmiati MPSi ditemani sejumlah dosen, serta perwakilan dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan organisasi mahasiswa se-UMM. Diah selanjutnya mengiringi dua angota muda perempuan Dimpa UMM melakukan atraksi penurunan banner raksasa secara rappelling dari puncak GKB lantai enam. “Sengaja yang melakukan atraksi adalah perempuan, agar sekaligus memeriahkan peringatan Hari Kartini yang kebetulan waktunya berdekatan dengan Hari Bumi,” ujar Rina. (han)

Sumber berita : www.umm.ac.id
Foto : rinoanugrawan/humasumm

Kampus Sudah Bebas Asap, Hari Bumi Fokus Isu Kerentaan Bumi

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *