Mulai tahun akademik 2014-2015 dipastikan desain kurikulum atau tujuan perkuliahan untuk LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) diseluruh Indonesia akan berubah atau mengalami penyesuaian. Hal ini disesuaikan dengan diterapkannya KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) atau standar minimal kompetensi yang harus dicapai oleh lulusan LPTK (guru dan tenaga kependidikan, red.)
Menyadari pentingnya hal ini, Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui Majelis Pendidikan Tinggi menyelenggarakan Lokakarya Nasional LPTK Perguruan Tinggi Muhammadiyah se-indonesia di Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Menurut Ketua Panitia, Drs. M. Fatchurahman, M.Pd, kegiatan ini akan berlangsung selama dua hari rabu sampai kamis (16 – 17/7) dan diikuti sebanyak 40 LPTK Perguruan Tinggi Muhammadiyah dari Sabang sampai Merauke.
Dalam sambutannya, Ketua Asosiasi LPTK PT Muhammadiyah, Prof. Suyatno menyatakan bahwa ALPTK dapat berfungsi sebagai wadah untuk berdiskusi dan mengembangkan program studi. Suyatno menambahkan bahwa program studi merupakan garda atau ujung tombak dalam menentukan perkembangan suatu institusi perguruan tinggi, Oleh karena itu pihak program studi harus diberikan perhatian dan dukungan dari pimpinan perguruan tinggi.
Sementara itu, Ketua Majelis Pendidikan Tinggi PP Muhammadiyah, Dr. H. Chairil Anwar menerangkan bahwa hampir 50% mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah kuliah di LPTK PTM, oleh karena itu penguatan LPTK melalui Lokakarya semacam ini mutlak diperlukan untuk menghasilkan lulusan LPTK yang kompeten dan diterima di masyarakat. Chairil menjelaskan ke depan akan ada Program Pendidikan Guru (PPG) diharapakan agar setiap LPTK PT Muhammadiyah untuk berperan serta dalam program tersebut sehingga kepercayaan masyarakat terhadap PT Muhammadiyah semakin meningkat.
Melalui kegiatan lokakarya ini akan menghasilkan rumusan-rumusan tujuan pendidikan Muhammadiyah yang sesuai dengan apa yang telah ditetapkan oleh pemerintah sehingga lulusan PT Muhammadiyah semakin berkualitas dan berdaya saing. (dzar)