Oleh: Prof.Suyanto, Ph.D


Liburan Hari Raya Idul Fitri dan cuti bersama masih kita nikmati. Dalam liburan dancuti bersama yang baru lalu itu ada fenomena nasional yang sangat unik, yaitu berupamobilitas orang dalam jumlah puluhan juta. Mungkin fenomena ini merupakan satu-satunyadi dunia di mana terjadi pergerakan manusia dalam jumlah puluhan juta daripusat-pusat kota ke kampung halaman di berbagai pelosok tanah air. Apa dampakyang biasa ditonjolkan oleh sistem kepegawaian di berbagai institusi  dan pranata sosial selama ini baik melaluimedia maupun sistem organisasi suatu institusi? Dampak yang sangat ditonjolkandari fenomena gerakan manusia dalam puluhan juta itu antara lain lahirlahkonsep yang sangat populer seperti: arus mudik balik, kemacetan lalu lintas,mangkir kerja, urbanisasi, dsb. Masyarakat kita hanya dikenalkan denganberita-berita seputar konsep populer di atas. Mangkir kerja, misalnya, selalujadi sorotan media elektronik dan media cetak. Seorang menteri sering disorottelevisi dalam melakukan sidak di kementriannya untuk mencari tahu siapa di antarapegawainya yang mangkir kerja. Kemacetan lalu lintas menjadi berita utama;Bertambahnya urbanisasi juga menjadi topik berita utama media. Sebenarnya adasatu fenomena lain yang maha penting yang terlupakan oleh media. Apa itu? Taklain adalah revitalisasi modal sosial. Dampak mudik yang paling dahsyat adalahterbentuk dan menguatnya modal sosial di dalam masyarakat kita. Modal sosialini amat sangat penting untuk pembangunan suatu bangsa di samping modal-modallainnya: modal manusia, modal intelektual, dan modal kapital. Tanpa modalsosial yang kuat mustahil kehidupan sosial, ekonomi, dan politik akan bisakondusif bagi perwujudan kesejahteraan masyarakat. Lalu apa sebenarnya modalsosial itu? Menurut World Bank, modal sosial (social capital) didefinisikan sebagai “…the relationships, the attitudes and values that govern interactionsamong people and contribute to economic and social development”. Jadi, social capital dengan demikian menjadisemacam perekat yang mengikat semua orang dalam sebuah masyarakat. Didalamnya  ada prinsip saling berbaginilai yang dipegang teguh oleh para anggota masyarakat serta bekerjanya suatusistem pengorganisasian peran-peran orang dalam masyarakat yang dicerminkandalam pola-pola hubungan, saling menaruh kepercayaan, saling memahami tujuanbersama dan saling mengerti terhadap tanggung jawab bersama.

McKenzie dan Harpham (2006) membuat abstraksikonsep modal sosial dengan entitas sebagai berikut: (1) Modal sosial merupakanjejaring sosial, jejaring pribadi yang tidak memaksa; (2) Merupakan partisipasianggota masyarakat dan penggunaan jejaring warga masyarakat; (3) Bisa  berbentuk Identitas warga masyarakat dalamskala lokal, misalnya: rasa memiliki, solidaritas, kesetiakawanan dankesetaraan sesama anggota kelompok yang eksis di dalam masyarakat; (4)Berlakunya kaedah berperilaku yang mengutamakan prinsip timbal balik dalamsebuah kehidupan dan semangat menegakkan nilai-nilai kerja sama antar idividudan/atau antar kelompok, rasa keterpanggilan untuk melakukan tolong-menolongdan mempercayai satu sama lain ketika saling berdampingan dalam peran sosialtertentu; dan (5) Terjadinya  suasana kebatinanyang saling mempercayai dalam komunitas.

Dari pengertian dan abstraksi modal sosial diatas, sungguh fenomena mudik yang berakhir dengan arus balik tiga hari lagi, sebenarnyamerupakan revitalisasi modal sosial yang ada di dalam masyarakat. Dengan salingberkunjung, bertemu, bertegur sapa, berbagi hadiah uang receh dengan para sanaksaudara di desa maka modal sosial kembali menjadi kuat setelah satu tahunlamanya tidak mendapatkan penguatan. Orang-orang yang meninggalkan kota besarkembali ke desa-desa asal dengan perjuangan melawan kemacetan menunjukkanbetapa kuatnya mereka untuk membangun modal sosial yang lebih kuat. Tidak bisadibayangkan tanpa modal sosial yang baik, apa yang terjadi pada pasca penetapanpresiden terpilih oleh KPU pada tanggal 22 Juli yang lalu. Karena modal sosialkita yang kuat, maka tidak terjadi gesekan antar pendukung kubu Capres No.1 danNo.2. Padahal TNI dan Polri sudah mengantisipasinya jika terjadi kekacauan.Nyatanya tidak terjadi, karena modal sosial kita relatif baik.

Prof. Suyanto, Ph.D
Guru Besar Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta.

REVITALISASI MODAL SOSIAL

You May Also Like

One thought on “REVITALISASI MODAL SOSIAL

  1. I simply want to mention I am very new to blogging and actually enjoyed your web blog. Most likely I’m likely to bookmark your site . You really have fantastic writings. Thanks a bunch for sharing with us your web page.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *