Akademisi Ilmu Komunikasi dari berbagai perguruan tinggi mengikuti webinar bertajuk Tata Kelola Komunikasi Hadapi Virus Corona Covid-19, Kamis (26/03). Webinar ini diadakan oleh Asosiasi Pendidikan Ilmu Komunikasi Perguruan Tinggi Muhammadiyah – ‘Aisyiyah (APIK PTMA) sebagai bentuk kontribusi keilmuwan asosiasi, institusi, dan individu akademisi Ilmu Komunikasi di lingkungan PTMA. Empat orang pembicara utama mengawali diskusi webinar, yaitu Dr. Rudianto (Wakil Rektor III Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara), Himawan Muhammad MA (Ketua Umum APIK PTMA), Dani Fadhilah (mahasiswa doktoral Nanjing Normal University China, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan), dan Ayub Dwi Anggoro (kandidat doktor di Universiti Zainal Abidin Malaysia, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Ponorogo), dengan dimoderatori Dr. Fajar Junaedi (Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta).
Dani Fadilah menyebutkan bahwa berdasar pengamatannya di China, masyarakat sangat disiplin ketika pemerintah mengumumkan terjadinya wabah Corona. “Di China bahkan robot berteknologi kecerdasan artifisial dimanfaatkan untuk memonitor masyarakat yang berpotensi menyebarkan virus sehingga penyebaran virus bisa diisolasi,” ujar Dani. Sementara Ayub Dwi Anggoro menyebutkan bahwa di Malaysia, otoritas pemerintah yang memberikan informasi tentang Corona Covid-19 adalah para pejabat yang berkompeten dengan penerapan aturan dan hukum yang tegas. “Di Malaysia, pejabatnya sejak awal serius. Tidak ada pejabat pemerintah yang menjadikan Corona sebagai joke dan guyonan,” kata Ayub. Sedangkan di Indonesia, menurut Rudianto ada persoalan yang lebih kompleks. “Persoalan dan tantangan kita dalam menghadapi penyebaran Corona adalah sumber informasi yang berlimpah, kecepatan dan keterbukaan informasi, keberagaman budaya, serta latar belakang sosial ekonomi yang berbeda. Seharusnya kecepatan dan keterbukaan informasi dikelola dengan baik dalam menghadapi Corona,” jelas Rudianto.
Webinar ini mendapatkan respon baik, dengan ditandai keikutsertaan 124 akademisi, dari Indonesia dan mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh studi doktoral di China, Selandia Baru, dan Malaysia. “Diharapkan webinar ini bisa ditindaklanjuti, sebagai bentuk kontribusi keilmuwan akademisi Ilmu Komunikasi, dalam beragam bentuk aktivitas lain, seperti publikasi buku,” pungkas Fajar Junaedi.