Universitas Muhammadiyah Kupang (UM Kupang) turut berpartisipasi dalam Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) yang digaungkan kemdikbud. Sebanyak 52 orang mahasiswa mengikuti pertukaran pelajar di UMK dan berasal dari beberapa kampus diantaranya Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Siliwangi, Institut Pendidikan Indonesia, IKIP Budi Utomo Malang, dan lain sebagainya.
Veronika salah satu mahasiswa yang mengikuti program memaparkan kuliah di UMK memberikan banyak pengalaman terutama mengenai toleransi. Ia mengungkap mahasiswa di UMK saling berbaur dan membantu satu sama lain tanpa membedakan suku, ras, dan agama. “Saya merasa sangat senang berkuliah disini, apalagi saya aslinya beragama kristen, sementara kampus yang saya dapatkan itu UMK. Dari nama kampus saya pikir itu kampus hanya orang Islam yang kuliah tapi nyatanya disini mahasiswa lebih banyak beragama Kristen dan Katolik,” paparnya melalui keterangan tertulis, Jumat (14/01).
Rektor UMK dalam sambutanya berpesan agar mahasiswa PMM memahami kelebihan dan kekurangan di UMK. Ia menyebutkan saat ini UMK sedang berproses untuk berkembang. Terlebih kurikulum yang digunakan masih sama serta dosen yang mengajar memiliki kualifikasi dan kompetensi yang mumpuni di bidangnya masing-masing. Baginya, menjadi pribadi yang unggul tidak tergantung pada fasilitas, gedung, dan kampus namun harus didasarkan dari bibit yang dilahirkan dengan kepribadian yang berkualitas. “Diri kita pribadi menjadi penentu utama jadi jangan pernah berpikir pintarnya kita hanya ditentukan oleh dosen, kurikulum, fasilitas tapi penentu sebenarnya adalah kita,” pesan Dr. Zainur Wula, M.Si. [] UM Kupang/Diktilitbang