Pekanbaru – Gubernur Riau Drs H Syamsuar MSi dan Rektor Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) Dr H Saidul Amin MA, Rabu (26/1) Launching Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Umri tahun 2022/2023 serta resmikan kantor layanan Lembaga Amil Zakat Infak dan Shadaqah Muhammadiyah (LazisMu).
Kegiatan itu berlangsung di aula gedung KH Ahmad Dahlan Kampus UM Riau, jalan Tuanku Tambusai ujung Pekanbaru ditandai dengan penekanan tombol sirine dan penandatanganan prasasti. Dalam kesempatan itu juga Gubernur Riau Drs H Syamsuar MSi dan Rektor Umri Dr H Saidul Amin MA menyerahkan secara simbolis bantuan pendidikan dari LazisMu Riau senilai Rp. 31,4 juta kepada delapan orang mahasiswa. Rektor Umri Dr H Saidul Amin MA mengatakan bahwa UM Riau tahun ini berencana menerima sebanyak 3.005 mahasiswa baru. Sedangkan BPH Umri menargetkan 3.500 mahasiswa. Namun dengan target tersebut, Umri masih kekurangan 40 ruang kuliah.
Hal ini dikatakan Rektor UM Riau, Dr Saidul Amin MA, dalam sambutannya yang turut dihadiri Gubernur Riau Drs H Syamsuar MSi, Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Umri Prof Isjoni dan anggota, Sekretaris PW Muhammadiyah Riau Ir Yusman Yusuf MT, para Wakil Rektor Umri dan jajaran, serta puluhan mahasiswa. “Umri tahun ini berencana menerima sebanyak 3.005 mahasiswa baru. Tapi BPH Umri menargetkan 3.500 mahasiswa. Target ini bisa saja dilakukan, namun masalahnya bila target dari BPH UMRI tercapai maka kita kekurangan 40 ruang perkuliahan. Karena itu, kita berharap bantuan dari Gubri yang juga bagian dari BPH Umri untuk membangun ruang kuliah tersebut,” ujar Saidul Amin.
Menurut Saidul Amin, untuk membangun 40 ruang kuliah itu, tentunya keuangan Umri terbatas. Karena itu, Umri membutuhkan dukungan dari luar. “Kalau sekadar membangun pakai SPP dan uang pinjaman, semua bisa. Tapi bagaimana kita bisa mencari potensi APBD, APBN, wakaf, hingga bantuan luar negeri, itulah yang perlu kita lakukan,” kata rektor lagi.
Makanya, terang Saidul Amin, untuk memenuhi kekurangan ruang perkuliahan tersebut, pihaknya berencana melakukan pembangunan ruang kelas berbasis wakaf. Artinya, bagi mereka yang mewakafkan dananya untuk pembangunan gedung perkuliahan itu, maka setiap nama pewakaf akan diabadikan pada setiap ruang perkuliahan di gedung tersebut. “Mungkin saja nama gedung atau ruang kelas itu nama orang tua pak gubernur misalnya,” papar Saidul Amin.
Sementara itu Gubernur Riau Drs H Syamsuar MSi mengatakan bahwa bila dilihat dari tahun berdirinya yaitu tahun 2008, Umri masih relatif muda. Namun meskipun demikian kampus ini telah berkembang pesat sehingga bisa berada pada urutan empat besar. “Di awal berdiri terdiri dari 5 Fakultas dengan 13 Program Studi, hari ini telah ada 8 Fakultas dengan 26 Program Studi. Diawal berdiri terdiri dari 421 mahasiswa, hari ini tercatat 13.000 mahasiswa” jelas Syamsuar
Syamsuar juga menambahkan “Sejalan dengan perkembangan itu Umri juga telah banyak menorehkan prestasi dalam hal peningkatan kompetensi dosen, akreditasi program studi, hibah penelitian dan pengabdian serta publikasi karya dosen juga prestasi mahasiswa baik regional maupun nasional”. Syamsuar kemudian menjelaskan bahwa sesuai visi misi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau dalam meningkatkan SDM, sambung Gubri, maka pihaknya telah menyalurkan bantuan beasiswa prestasi, bidik misi dan beasiswa mahasiswa tidak mampu.
“Untuk Umri, kita memberikan bantuan beasiswa kepada 748 mahasiswa, meliputi 310 orang program bidik misi, 346 beasiswa prestasi dan 92 orang beasiswa tak mampu dengan total keseluruhan mencapai Rp 9,5 miliar. Ini komitmen kami memajukan pendidikan di Riau. Ini di luar bantuan untuk dosen,” ucapnya. Terkait permohonan bantuan ruang kuliah Syamsuar mengatakan sangat mendukung program wakaf untuk pembangunan gedung ruang kuliah. Pasalnya, pemerinta daerah belum bisa membantu pembangunan gedung kampus karena regulasi.
Maka kita akan memanfaatkan program wakaf untuk mendapatkan bantuan pembangunan kampus. Wakaf ini bisa diperoleh dari mana saja. Seperti kerja sama dengan pihak swasta, CSR perusahaan dan donatur. “Saya minta, Umri agar segera menyiapkan RAB dan gambar rencana, agar kita sampaikan kepada para donator untuk bisa memberikan wakaf sesuai dengan kemampuan donatur tersebut,” jelas Syamsuar yang juga anggota Badan Pembina Harian (BPH) Umri ini. []UMRI/Diktilitbang