Muhammadiyah merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia yang memiliki kesiapan dari segi sumber daya dan amal usaha di berbagai sektor termasuk pendidikan. Begitu papar Hasto Wardoyo, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada penandatanganan MoU yang dilakukan BKKBN bersama Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, di UM Semarang, Jumat (18/3). Kerja sama dilakukan dalam rangka mempercepat upaya pengentasan masalah stunting yang masih tinggi di beberapa provinsi. Penandatanganan MoU secara simbolis juga menjalin kerja sama dengan tiga universitas yaitu UM Semarang, UM Surakarta, dan UM Yogyakarta.
“Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah mengizinkan BKKBN bekerja sama dengan Perguruan tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah yang jumlahnya 174 di Indonesia. Kerja sama ini untuk meningkatkan kualitas SDM berbasis keluarga salah satunya pengentasan stunting,” ungkap Hasto Wardoyo. Kerja sama yang dilakukan meliputi program hulu agar kampus semakin banyak mencetak SDM yang unggul berbasis keluarga. Bentuk program berupa Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang berkolaborasi dengan program Merdeka Belajar melibatkan mahasiswa di seluruh PTMA. “Karena pembangunan keluarga sangat luas selain stunting ada mental emotional disorder yang menjadi fokus BKKBN dan Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah,” lanjutnya.
Rektor Unimus, Mashrukhi menyebutkan banyak program BKKBN yang sejalan dengan misi Muhammadiyah. “Sebenarnya program BKKBN salah satunya ‘Bangga Kencana’ itu bagus untuk menurunkan angka stunting di Indonesia. Program-program BKKBN juga matching dengan program-program di yang ada di PTMA,” paparnya. []Diktilitbang