Menjadi guru besar merupakan impian bagi setiap akademisi, namun tidak gampang bagi seseorang untuk meraih jabatan tertinggi akademik ini, ada banyak halangan dan rintangan yang harus dilalui. Kita dituntut memiliki mental baja agar mampu menembus dinding pembatas yang jadi penghalang tersebut, hal inilah yang selalu memotivasi Dr. Suryani, M.Si Dosen Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat agar terus semangat hingga berhasil meraih gelar Guru Besar.
SK pengangkatan Guru Besar diserahkan langsung oleh Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah X Afdalisma, SH., M.Pd di kantor LLDIKTI Wilayah X kota Padang, Kamis (25/8). SK yang dikeluarkan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset Dan Teknologi dengan nomor 50964/MPK.A/KP.07.01/2022 tanggal 3 Agustus 2022 tersebut menyatakan bahwa Dr. Suryani, M.Si berhak naik jabatan menjadi Guru Besar dengan angka kredit 871,70 terhitung 1 Juli 2022.
Afdalisma mengucapkan selamat atas pencapaian gelar tertinggi akademik bagi seorang akademisi yang telah diraih oleh Prof. Suryani, M.Si. Beliau menambahkan LLDIKTI wilayah X meliputi Sumbar, Riau, Kepri, dan Jambi saat ini memiliki 31 orang Guru Besar sebagian besar di dominasi oleh Universitas Islam Riau (UIR). “Pencapaian Prof. Suryani menjadi Guru Besar membanggakan kita semua karena kualitas LLDIKTI Wilayah X juga ikut terangkat. Selanjutnya kita akan terus mendorong dan menyemangati dosen-dosen baik yang PNS maupun non PNS agar meraih Guru Besar secepatnya,” kata Afdalisma.
Senada dengan ketua LLDIKTI, Rektor UM Sumatera Barat Dr. Riki Saputra, MA mengucapkan selamat atas pencapaian Guru Besar oleh Prof. Suryani, M.Si, sekaligus menjadi guru besar pertama di UM Sumatera Barat. “Selamat atas gelar akademik Guru Besar yang diraih oleh Prof. Suryani, M.Si, prestasi ini merupakan kabar yang sangat menggembirakan, terutama bagi UM Sumatera Barat karena beliau merupakan Guru Besar pertama yang dimiliki kampus ini,” paparnya.
Rektor muda ini mengimbau kepada seluruh Dosen UM Sumatera Barat untuk mengikuti jejak Prof. Suryani, karena Guru Besar merupakan gelar akademik tertinggi bagi seorang akademisi, kata Riki Saputra mengakhiri. Dilain tempat Prof. Suryani menyampaikan perasaan saat ini campur aduk dan bahagia. “Bisa lepas dari segala hal yang harus menuntut kita untuk kuat dan tegar, karena istilah ekspektasi tidak sesuai dengan kenyataan itu benar adanya, kata Suryani saat dihubungi melalui telfon selulernya,” Jum’at (26/8).
Diusianya yang sudah menginjak 57 tahun beliau menyadari punya banyak keterbatasan, meskipun begitu beliau dikelilingi oleh orang-orang yang senantiasa mendukung dan menyemangatinya seperti suami, anak-anak, teman-teman, maka pencapaian luar biasa ini merupakan pencapaian kita bersama ungkapnya.
Tidak lupa beliau mengucapkan terimakasih kepada Rektor UM Sumatera Barat, Dr. Riki Saputra, MA dan seluruh civitas akademika yang telah memberi semangat dan dorongan agar bisa meraih gelar guru besar. Beliau berharap dan mengajak teman-teman seperjuangan sesama akademisi untuk sama-sama berjuang meraih gelar tertinggi di dunia pendidikan ini. []Diktilitbang/UM Sumatera Barat