Workshop kehumasan perlu menghasilkan sesuatu yang nyata dalam membangun branding, citra, dan reputasi. Karena dengan citra dan reputasi itulah Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA) dapat dikenal oleh masyarakat. Activity mengenai reputasi akan lebih banyak dilalui oleh aktivitas PR (humas), salah satu contohnya yaitu berita yang viral dari UMS dengan berita membuka cabang di Korea Selatan. Begitu papar Fajar Junaidi, perwakilan dari Ketua Asosiasi Pendidikan dan Ilmu Komunikasi (APIK) saat membuka Workshop Pengembangan Humas PTMA yang kembali dibuka untuk Batch ketiga. Kegiatan ini dihadiri 35 peserta dari seluruh PTMA bertempat di Grand Rohan Yogyakarta, Kamis-Ahad, (27-30/10/2022). Jumlah peserta batch ke-3 ini melengkapi jumlah keseluruhan peserta workshop humas dengan total 150 peserta dari total Batch 1 sampai 3.
Pengemasan isu menjadi penting dalam konteks kekinian. Seorang PR dapat menciptakan wacana dan narasi yang dapat mengembangkan PTMA. Menanggapi hal tersebut, Muh Sayuti menilai kinerja APIK paling aktif dalam mendukung kemajuan PTMA khususnya dalam bidang kehumasan. “Ikhtiar ini sangat perlu didukung, dan Majelis Diktilitbang memberikan apresiasi sepenuhnya dalam berjalannya kegiatan workshop ini,” papar Muhammad Sayuti selaku Sekretaris Majelis Diktilitbang PPM.
Sayuti menyebutkan peran humas ini perlu didukung oleh Top Management yang ada di PTMA. “Contohnya itu Rektor UMY, beliau sangat mendukung adanya peran humas dan kegiatan yang bisa mendorong eksistensi kampusnya. Ini perlu dicontoh oleh PTMA lainnya,” tambahnya. Ia melanjutkan Humas perlu mengubah pikiran dan mengajak pimpinan untuk berubah dalam kesadaran untuk menunjang reputasi positif oleh PTMA.
Ada beberapa alasan kesadaran humas bagi Sayuti, pertama, PTMA merupakan organisasi yang bersifat non-profit. Sebagai organisasi non-profit, PTMA perlu untuk menjaga stakeholders yang dimiliki seperti mahasiswa, masyarakat, orang tua, dan lainnya. Kedua, kepercayaan masyarakat yang perlu dijaga oleh PTMA. “Kampus kita dipercya oleh mahasiswa sehingga jika kita dapat menjaga kepercayaan itu kita perlu untuk menyebarluaskan informasi serta memamerkan aktivitas kampus kita agar dilihat oleh masyarakat,” tambahnya. Karena itu seluruh elemen PTMA semuanya perlu untuk menjadi humas. “Humas itu how we present ourselves,” papar Sayuti. Jadi alumni humas harus percaya diri. Ketiga, humas juga perlu untuk paham dalam konteks amar ma’ruf nahi mungkar. “Kita perlu untuk menyebarkan kebaikan. Humas itu bukan hanya teknik nulis berita, namun juga kepribadian,” tambahnya. Tujuan kita di kampus Muhammadiyah adalah Lembaga dakwah. Karena itu seluruh aktivitas dan karir profesional adalah dakwah. Humas harus menjadi kepribadian dan menampilkan diri sebagai kampus Muhammadiyah. “Biasakan yang benar, jangan membenarkan yang biasa. Itu berarti kampus PTMA adalah etalase sehingga humas perlu untuk menjaga kemajuan, kinerja, hingga kebersihan yang ada di kampus masing-masing,” pesannya sekaligus membuka Workhsop humas PTMA. []APR