Selama dua hari (20-21/12) 72 pengurus Kantor Urusan Internasional (KUI) PTMA mengadakan Pertemuan Tahunan ASKUI (Asosiasi KUI) di Surabaya. Ini pertemuan luring pertama sejak Pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Dalam acara yang dibuka Wakil Ketua Majelis Diktilitbang PTM yang membawahi ASKUI Prof Edy Suandi Hamid, diikuti 72 utusan PTMA dari 62 PTMA. “Saya berharap periode yang akan datang ASKUI harus inovatif dan kreatif ini karena sekarang dunia pendidikan tinggi semakin dinamis,” ujar Prof Edy Suandi Hamid.
Dalam arahannya Ketua Majelis Diktilitbang PTM Prof Lincolin Arsyad, berharap tahun 2022 sudah ada kunjungan konkret ke luar negeri, untuk menindak lanjuti kerja sama yang sudah ada serta membuat MOU Baru. “Namun MOU yang konkret, yang ada tindak lanjutnya. Jangan sekedar tandatangan MOU saja. Bagaimana MOU itu bisa mendorong PTMA menjadi center excellence,” ujar Prof Lincolin.
Rektor UM Surabaya Dr Sukadiono, dalam sambutannya selaku tuan rumah menekankan pentingnya keberadaan ASKUI untuk memperkuat PTMA. Oleh karena itu, UM Surabaya selalu mensupport acara ASKUI. “Sebelum Pandemi UM Surabaya juga menjadi tuan rumah saat Munas dan pemilihan Ketua ASKUI yang lalu,” ujar Rektor UM Surabaya. Dalam sambutannya Ketua Majelis Diktilitbang PTMA Prof Lincolin Arsyad, berharap tahun 2022 sudah ada kunjungan konkret ke luar negeri, untuk menindak lanjuti kerja sama yang sudah ada serta membuat MOU Baru.
“Namun MOU yang konkret, yang ada tindak lanjutnya. Jangan sekedar tandatangan MOU saja. Bagaimana MOU-MOU itu bisa mendorong PTMA menjadi center excellence,” ujar Prof Lincolin. Sementara Ketua KUI Yordan Gunawan mengatakan, sebanyak 72 peserta dan 62 PTMA dari Sabang hingga Papua ikut hadir dalam acara ini. “Kita mengangkat tema ‘international national collaboration Model for PTMA’, agar cakupan program lebih luas, dan mendukung juga program Merdeka Belajar Kampus Merdeka,” ujar Yordan. [] RED/Diktilitbang