Guru besar Geoteknik Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Prof. Agus Setyo Muntohar, ST, M.Eng.Sc, Ph.D., resmi dilantik sebagai anggota dewan eksekutif BAN-PT untuk periode 2021-2026 di Jakarta pada Selasa (30/11). Pelantikan dilakukan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemenristekdikti) Republik Indonesia.
Prof Agus memaparkan tugas barunya berkaitan dengan pengalaman yang dimiliki. Sebelumnya beliau pernah menjadi kepala divisi penjaminan mutu akademik UMY. “Selama ini saya banyak menekuni masalah bagaimana penjaminan mutu itu sebenarnya di PT. Saya ingin sebuah prodi harus betul-betul punya daya saing, kemudian tentang mutu dosen, mutu mahasiswa, mutu layanan, semua itu harus kita tingkatkan,” jelas Guru Besar UMY tersebut.
Menjadi anggota dewan eksekutif BAN-PT merupakan sebuah pijakan baru untuk menebar manfaat ke lingkup yang lebih luas. Terlebih Indonesia memiliki jumlah perguruan tinggi yang begitu banyak. Namun tak sedikit perguruan tinggi swasta belum mampu bersaing secara global. Melihat fenomena itu, membuat Prof. Agus tertantang untuk memberikan kontribusi dan pengetahuannya agar membuat perguruan tinggi di Indonesia semakin mendunia. “Mungkin dengan kontribusi pengetahuan saya tentang mutu, tentang bagaimana meningkatkan mutu akademik, sumber daya mungkin itu bisa lebih bermanfaat bagi orang lain. Jadi prinsipnya saya ingin mengabdikan diri lebih luas lagi, tidak hanya sebatas di UMY,” papar Prof Agus dilansir dari Website UMY.
Tentu saja tidak mudah untuk menyulap sebuah PT swasta atau negeri dapat bersaing secara global. Maka dari itulah, untuk menjadi seorang anggota dewan eksekutif BAN-PT harus memiliki pemahaman yang baik tentang bagaimana penjaminan mutu bekerja, memahami peraturannya, setidaknya tahu bahwa penjaminan mutu hakikatnya seperti apa, salah satunya akreditasi. “Kalau saya melihat bahwa pemahaman tentang akreditasi itulah yang menjadi salah satu persyaratan untuk menjadi dewan eksekutif, selebihnya punya integritas. Faktanya di lapangan masih banyak yang menganggap biasa sebuah akreditasi,” pungkasnya. [] UMY/ Diktilitbang