JURUSAN Hubungan Internasional (HI) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terus mendorong mahasiswanya agar memperkaya khazanah global melalui ragam kajian lintas-kawasan. Salah satunya melalui kuliah tamu tentang pengalaman pluralisme di Kanada yang dibawakan oleh Prof R Philip Buckley dari McGill University, Montreal, Kanada.
Buckley memaparkan, sejak awal sejarahnya, pluralitas memang telah mengakar kuat dalam realitas hidup masyarakat Kanada. Baginya, justru pluralitas itulah yang membuat kehidupan bermasyarakat di Kanada menjadi indah. “Indahnya keragaman itu ibarat warna-warni bunga-bunga yang justru menjadi tidak menarik jika hanya terdapat satu warna saja,” tuturnya di hadapan ratusan mahasiswa HI UMM yang memadati Aula BAU UMM, Senin (3/3).
Salah satu ciri paling fundamental dari pluralitas masyarakat Kanada, kata Buckley, berupa perimbangan dominasi dua bahasa resmi, yaitu bahasa Inggris dan bahasa Prancis, yang pada gilirannya membentuk identitas kultural serta pola sikap yang berbeda antara pengguna dua bahasa tersebut. “Tentu saja, perbedaan tersebut juga berpengaruh dalam dunia pendidikan,” terangnya.
Dalam konteks ini, Buckley memosisikan perbedaan tersebut sebagai hal yang amat menarik jika di-manage dengan baik. Ia mencontohkan tentang bagaimana me-manage kota Montreal yang dominan bahasa Prancis dengan McGill University sebagai universitas paling top di Montreal yang dominan bahasa Inggris.
Lantaran situasi tersebut, maka mahasiswa McGill University praktis menyesuaikan diri, jika berada di luar kampus menggunakan bahasa Prancis, dan bila berada di lingkungan kampus memakai bahasa Inggris. “Begitu pula bagi mahasiswa lokal Montreal yang mulanya hanya bisa berbahasa Prancis, akan didorong sedemikian rupa agar terbiasa berbahasa Inggris, sehingga selepas lulus, kebiasaan tersebut (berbahasa Inggris) akan terus terbawa dalam kehidupan sehari-hari,” ungkapnya.
Pengalaman pluralisme ala Kanada ini, menurut ketua jurusan HI UMM Gonda Yumitro SIP MA, diharapkan dapat membuka kekayaan perspektif mahasiswa, agar bisa membuat perbandingan dalam mengelola kemajemukan di Indonesia dan di Kanada. “Apalagi, yang berbicara adalah guru besar dari universitas ternama di Kanada. Jadi pasti paham betul, baik secara teoritis maupun praktis,” jelas Gonda.
Ke depan, kata Gonda, HI UMM akan terus menyemarakkan kegiatan-kegiatan yang dapat memacu mahasiswa untuk lebih mengenal keragaman budaya dan situasi politik yang terjadi dalam dunia global. “Dengan perubahan dunia yang demikian cepat, ketinggalan informasi juga dapat bermakna terpinggirkan dari roda perubahan dunia,” tegasnya. (han)
Sumber : www.umm.ac.id
I simply want to tell you that I am just new to weblog and really loved your web site. Almost certainly I’m planning to bookmark your blog post . You really have amazing articles. With thanks for sharing with us your website page.