Hizbul Wathan UM Jakarta (HW UMJ) bersama mahasiswa dari beberapa Fakultas di UM Jakarta membuat cairan serba guna Eko-Enzim, Kamis (16/12). Saat ini belum ada tanda-tanda bahwa Indonesia akan bebas dari permasalahan sampah. Bahkan semakin hari sampah semakin sulit dikendalikan terutama kita temukan pada sampah organik dan limbah rumah tangga yang menjadi permasalahan besar di setiap daerah.
Eko-Enzim, salah satu solusi untuk menanggulangi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah rumah tangga. Eko-Enzim pertama kali dikenalkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong yang merupakan pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand. Enzim yang diolah dari sampah organik yang biasanya dibuang ke TPS sebagai pembersih organik. Eko-enzim merupakan hasil dari fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah dan sayuran, ditambah gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan air. Dalam pembuatan Eko-Enzim ada rumus yang harus dipakai, karena Eko-enzim bukan sekedar menghasilkan cairan fermentasi, akan tetapi cairan yang sangat banyak manfaatnya, baik untuk pupuk tanaman, handsanitizer, pembersih udara, kesehatan dan bahan kebersihan rumah tangga.
Bunda Izza selaku pembimbing program ini menyebutkan bahwa sebagai insan akademis diperlukan mensosialisasikan pentingnya pengolahan sampah tersebut karena kita mengalami darurat sampah di berbagai daerah. “Kita bisa membantu pemerintah untuk penanggulangan sampah organik dan limbah rumah tangga tersebut,” paparnya. Setelah beberapa kali koordinasi tim, diputuskan kamis 16 Desember 2021 Hizbul Wathan UM Jakarta mengadakan praktik pembuatan Eko-Enzim. Kegiatan ini dipandu oleh Rinanto selaku anggota bidang lingkungan hidup dan penanggulangan bencana HW UMJ.
Adapun bahan-bahan yang perlu disiapkan yaitu, wadang untuk proses fermentasi (ember, galon atau botol besar), air bersih, limbah dapur seperti buah dan sayur, gula (gula merah, gula pasir, kolase/air tetes tebu, coklat), selang kecil untuk memberikan jalan pada proses penguapan, pisau dan timbangan. []UMJ/ Diktilitbang