Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, M Nuh, mengatakan pemerintah terus berusaha untuk menerapkan program pendidikan sedini mungkin dan setinggi mungkin. Pelajar tidak boleh hanya sampai lulus SD lalu tidak melanjutkan pendidikan, makanya sudah menjadi tugas pemerintah untuk memberikan pelayanan pendidikan di mana pun berada.

Pada 2013, ujar Nuh, Global Competitive Index naik dari 5,69 menjadi 5,71 dibandingkan tahun sebelumnya. Ini  tidak jelek, justru ada kenaikan. Rata-rata lamanya tahun belajar berdasarkan jumlah tahun, terang Nuh, di Indonesia masih kalah dengan negara tetangga Malaysia.

“Namun itu tidak menjadi masalah, yang paling penting tetap mau berusaha untuk mengejar ketertinggalan dari Malaysia, masalah baru timbul jika sudah tertinggal tapi tidak mau berusaha,” katanya di Jakarta, Senin, (30/12).

Perlu diingat Indonesia, ujar Nuh, dalam hal lamanya tahun belajar sudah melampaui Thailand. Ini memberikan semangat untuk terus maju meningkatkan lamanya tahun belajar.

Berdasarkan data dari Kemendikbud rata-rata lamanya tahun belajar sejumlah negara, Amerika pada tahun 1995, rata-rata lama tahun belajarnya 12,6 tahun; 2005 selama 12,9 tahun; dan 2010 selama 13,1 tahun. Sementara Indonesia pada 1995 selama 6 tahun; 2005 selama 7,3 tahun dan 2010 selama 7,9 tahun.

“Indonesia memang rata-rata  lama sekolahnya juga lebih rendah dari Amerika. Namun ini tidak masalah atau wajar saja sebab Amerika merdeka sudah lama sekali, sedangkan Indonesia baru saja,” terang Nuh.

Nuh tetap optimistis pemerintah bisa terus menaikkan lamanya tahun belajar. Dulu zaman Bung Karno pendapatan per kapita 600 dolar, zaman Soeharto naik jadi 1.200 dolar, bahkan sekarang zaman SBY jadi 4.000 dolar. “Asalkan ada kemauan semua bisa diraih. Kalau pendapatan per kapita saja bisa naik, apalagi meningkatkan lamanya tahun belajar warga,” kata Nuh.

Sumber : republika.co.id

Kalah dari Malaysia, RI Naikkan Lamanya Pendidikan

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *