Sejumlah mahasiswa dari STIT Muhammadiyah Banjar melakukan koreksi atau kalibrasi arah kiblat di tempat ibadah lingkungan kampus dengan memanfaatkan fenomena rashdul qiblah ketika matahari tepat di atas Ka’bah. Dosen pembimbing prodi PAI STIT Muh Banjar, Pandu Pribadi, angkat bicara. Ia mengatakan, koreksi arah kiblat ini bertujuan untuk memastikan posisi arah kiblat tidak bergeser. Pergeseran yang ia maksudkan adalah dari garis ukur sebelumnya. Tujuan lainnya adalah agar para mahasiswa dapat melakukan pemanfaatan keilmuan di masyarakat. “Rashdul qiblah ini terjadi pada tanggal 27, 28 Mei dan akan terjadi lagi nanti pada bulan Juli mendatang. Biasanya warga memanfaatkan fenomena ini untuk meluruskan arah kiblat,” katanya.
Kegiatan kalibrasi arah kiblat tersebut menggunakan inovasi alat pengukur arah kiblat yakni Mizwala Qibla Finder. Mahasiswa menggunakan alat mizwala, yakni tongkat yang akan tersinari oleh matahari. Bayangan pada tongkat akan menjadi titik arah kiblat. Selanjutnya, para mahasiswa kemudian melakukan perhitungan. Kegiatan terlaksana pada Jumat (27/5) pukul 12:27 waktu setempat.
Setelah dilakukan perhitungan oleh para mahasiswa STIT Muh Banjar, hasil pun diperoleh. Arah kiblat di Kota Banjar berada pada posisi 295,06 derajat. Hasil perhitungan itu telah memasukkan unsur jarak antara Kota Banjar dengan titik Ka’bah yakni sejauh 8.139 kilometer melalui Qiblat Tracker. “Prosesnya tidak terlalu sulit dengan memanfaatkan arah sinar matahari. Akhirnya diketahui bahwa posisi arah kiblat tidak bergeser,” tegas Pandu dalam situs media Harapan Rakyat.