Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS) yang ditetapkan oleh Pemerintah pada tanggal 2 mei diperingati setiap tahun di Indonesia untuk mengenang pahlawan nasional sekaligus bapak pendidikan nasional pendiri Lembaga Pendidikan Tamansiswa Ki Hajar Dewantara. Pribumi berdarah biru ini dengan berani menentang kebijakan pemerintah Hindia Belanda yang hanya memperbolehkan anak keturunan Belanda dan orang kaya saja yang bisa mengenyam pendidikan pada masa itu. Oleh karena itu tanggal 2 mei yang merupakan hari lahir Ki Hajar Dewantara diperingati sebagai hari pendidikan nasional.

Pada umumnya perayaan HARDIKNAS  dilakukan oleh lembaga pendidikan dengan upacara bendera. Begitu juga yang dilakukan oleh Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP). UMP yang dulunya merupakan Institusi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Muhammadiyah Purwokerto ini melaksanakan upacara  bendera dengan khitmad. Upacara yang dilaksanakan pada (2/5) di lapangan UMP diikuti oleh seluruh mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) beserta dosen dan karyawan.

Sesuai dengan surat edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Replubik Indonesia, peringatan HARDIKNAS kali ini bertema “Pendidikan Sebagai Gerakan Pencerdasan dan Penumbuhan Generasi Berkarakter Pancasila” mengharapkan pendidikan di Indonesia selalu menumbuhkan kesadaran pentingnya karakter pancasila. “Sudah digariskan bahwa pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab,” ungkap inspektur upacara Dr. Syamsuhadi Irsyad, M.H.

Peringatan HARDIKNAS kali ini mengajak seluruh lembaga pendidikan untuk mengembalikan semangat dan konsep Taman Siswa oleh Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara yang menyebut sekolah sebagai taman, taman yang berarti sekolah harus menjadi tempat belajar yang menyenangkan. “Sekolah yang menyenangkan memiliki berbagai karakter antaranya sekolah melibatkan semua komponennya dalam proses pembelajaran, pembelajaran yang relevan dengan kehidupan, memiliki ragam pilihan dan tantangan, dan sekolah yang memiliki makna jangka panjang bagi peserta didiknya,” tandasnya. (Nur)

Sumber : UMP.AC.ID

Kembalikan Semangat Ki Hajar Dewantara

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *