Penanggung jawab utama di kejadian bencana adalah pemerintah, karena pemerintah memiliki kemampuan, peralatan, pendanaan dan lain-lain. “Karena pemerintah adalah penanggung jawab utama, maka pemerintah harus memberi perhatian terhadap kejadian bencana seperti tsunami, gempa, erupsi gunung berapi, dan bencana alam lainnya”. Demikian kata Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah Dahlan Rais, M Hum saat menerima kunjungan pengurus SAR Mapala Muhammadiyah Indonesia (SARMMI), bertempat di UM Surakarta, Kamis (26/01/2023).
Meski pemerintah merupakan penanggung jawab utama, tetapi pemerintah tak bisa bekerja sendirian. Masyarakat harus berpartisipasi dalam penanggulangan bencana. “Kalau ada kejadian bencana, masyarakat jangan sampai hanya diam. Ini Tak boleh. Karena kalau secara agama, kita harus bergandengan tangan,” kata Dahlan Rais. Lebih jauh Dahlan Rais menerangkan, hidup bermasyarakat intinya ada tiga, yakni hidup dalam keberagaman, hidup dalam kebersamaan, dan hidup dalam kepedulian. “Kita hidup dalam keberagaman karena tiap orang pada dasarnya berbeda. Kelompok yang satu dengan kelompok yang lain juga berbeda,” katanya.
Kendati berbeda, kita masih perlu bantuan orang lain dan tetap perlu peduli pada orang lain. Kita tak bisa hidup sendiri. Saat lahir kita perlu pertolongan orang lain. Bahkan setelah meninggal dunia kita butuh digotong orang lain. “Dikarenakan manusia pada dasarnya tak bisa hidup sendirian, maka kita harus menyadari bahwa kita pribadi ini setidaknya separuh harus untuk sesama. Kita tak boleh hidup hanya untuk diri sendiri dan keluarga,” jelas Dahlan Rais.
Menurut Dahlan Rais, relawan yang terjun ke lokasi bencana, tidak lagi 50 persen hidupnya untuk orang lain. Pasti lebih dari itu. Bisa saja sampai 70 persen dan sisanya untuk dia dan keluarganya. Menjadi relawan merupakan hal yang sangat terpuji. Ini disebabkan nilai kemanusiaan dalam Islam sangat dijunjung tinggi. Dalam Islam menyelamatkan jiwa satu orang saja sudah merupakan sesuatu yang bernilai sangat-sangat tinggi. Apalagi jika jumlahnya cukup banyak.
“Relawan bencana itu adalah pejuang yang berjihad untuk menolong orang lain. Baik menolong orang dalam kesengsaraan, dalam kesulitan yang sangat amat, termasuk menolong korban jiwa yang meninggal,” tegas Dahlan Rais. Meski berjihad, relawan yang terjun ke lokasi bencana harus membekali dirinya dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai. Terjun ke lokasi bencana tanpa memiliki bekal justru merupakan tindakan yang tidak terpuji. “Kalau relawan terjun ke lokasi bencana tanpa memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan, hal ini dapat mencelakan dirinya sendiri. Maka yang diperoleh bukan pahala, tetapi malah bisa sebaliknya,” pungkas Dahlan Rais.