Penyakit tidak menular lebih merugikan masyarakat dari pada penyakit menular , karena penyakit menular masih bisa di sembuhkan, hal ini disampaikan Dr.Kartono pada Diskusi Publik diselenggarakan oleh  Pusat Informasi dan Konseling Mahasiswa (PIK-M) Universitas Muhammadiyah Jakarta di Auditorium lantai 4 Gedung Rektorat UMJ pada hari selasa, 25 maret 2014.
News-UMJ
Kegiatan yang bertema “ Larangan merokok serta dampaknya bagi pembangunan bangsa” ini Kartono menjelaskan bahwa angka kematian akibat penyakit tidak menular sudah semakin besar sudah melewati penyakit menular “55% kematian di Indonesia akibat dari penyakit tidak menular”, jelasnya

Penyakit yang disebut tidak menular diantaranya ialah seperti jantung, struk , jiwa, mental ,paru-paru, diabetes dan darah tinggi “ini semua penyakit yang disebabkan akibat kebiasaan merokok dan menghirup udara rokok” Kata Kartono yang juga Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat.

Menurutnya, orang yang terkena penyakit ini akan sangat di rugikan, selain pengobatan yang sangat mahal tapi juga dapat hilangnya produktifitas hidup akibat waktu yang di habiskan hanya untuk berobat, sehingga akan memberi dampak ekonomi.

Selain dari pada itu kartono menilai asap rokok juga bisa meracuni anak dari dalam kandungan, sehingga menyebabkan kemampuan belajar si anak tidak sempurna, jadi yang paling di rugikan akibat rokok menurut Kartono ialah Generasi Muda, dampak rokok sangat besar bagi perkembangan bangsa.

Hal senada juga disampaikan oleh Deni Wahyudi Kurniawan (Aktifis Pengendali Tembakau PP Muhammadiyah) yang juga narasumber pada diskusi publik ini, Menurutnya orang yang perokok akan memberikan dampaknya kepada orang yang tidak merokok, dan mempunyai dampak yang sama.

Deni menjelaskan kalau jumlah perokok terus meningkat “ Perokok remaja adalah salah satu sumber perokok pengganti, ada reigenarasi dan terus bertambah. Artinya remaja adalah aset para industri rokok” jelas Deni

Deni memaparkan data dari kementerian Kesehata RI bahwa industri rokok membunuh 200.000 org/tahun artinya 548 org/hari, dan ada 3,9 Juta perokok baru pertahun dan ada 10.869 perokok baru per hari.

Jadi menurut deni Indonesia perlu regulasi yang mampu mengendalikan tembakau “Peredaran rokok perlu dikendalikan , Indonesia perlu aksesi FCTC” tegasnya.

Acara ini sebelumnya di buka oleh Wakil Rektor III Universitas Muhammadiyah Jakarta bapak Ir.Sularno,M.Si, “saya merasa bangga dengan kegiatan ini diselenggarakan, dan saya berharap PIK – M UMJ mampu mengkonseling mahasiswa yang ada di seluruh Universitas Muhammadiyah jakarta “ jelas sularno pada sambutannya.(bl)

Sumber Berita: www.umj.ac.id

Larangan Merokok Dan Dampaknya Bagi Pembangunan Bangsa

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *