Sebanyak 13 perguruan tinggi baik negeri maupun swasta dari Indonesia turut ambil bagian dalam Konferensi Tahunan Ke 25 European Assosiation for International Education (EAIE) di Istanbul Turki pada tanggal 10-13 September 2013.
Dalam acara ini delegasi Indonesia berasal dari 13 perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, diantaranya dari Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Institut Pertanian Bogor, Universitas Sumatera Utara, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Diponegoro Semarang, Universitas Padjadjaran Bandung, Politeknik Negeri Semarang, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Universitas Presiden Cikarang, Universitas Telkom Bandung dan Universitas Surabaya.
Konferensi yang mengambil tema “Weaving The Future of Global Partnerships” ini dihadiri oleh berbagai perguruan tinggi terkemuka dari seluruh dunia, baik yang hadir atas nama perguruan tingginya maupun yang dikoordinir oleh kementerian dari masing-masing negara termasuk dari negara Indonesia yang dikoordinir oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Dalam konferensi ini akan diisi dengan berbagai kegiatan seperti dialog, workshop, kampus tour, dan pameran pendidikan tinggi. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah mempertemukan berbagai perguruan untuk menjalin kerjasama yang lebih inten dalam berbagai bidang khususnya dalam bidang akademik.
Rektor ITB Akhmaloka yang ditunjuk sebagai Ketua Delegasi Indonesia menyambut baik acara ini, dan mengharapkan seluruh perguruan tinggi yang berpartisipasi dapat memanfaatkan momen yang strategis ini untuk menjalin kemitraan yang kuat dengan perguruan tinggi lainnya.
Di sela-sela kesibukannya, Abdullah H. Kusumaningprang (Konsul Jenderal Indonesia di Istanbul) juga menyempatkan diri hadir dalam kegiatan ini. Beliau mengapresiasi kegiatan pameran ini karena ini dapat digunakan sebagai wahana memperkenalkan pendidikan tinggi kita kepada dunia internasional bahwa pendidikan kita juga tidak kalah dengan negara lain. Lebih jauh beliau mendorong agar forum ini juga dapat dimanfaatkan untuk menarik lebih banyak mahasiswa Turki untuk belajar ke Indonesia. ” Hingga saat ini sudah ada sekitar 250 orang mahasiswa Indonesia yang belajar di Turki dalam berbagai tingkatan mulai dari S1 sampai dengan S3, namun demikian mahasiswa Turki yang belajar ke Indonesia masih belum begitu banyak” ujar Abdullah.
Masih sedikitnya mahasiswa Turki masuk ke berbagai perguruan tinggi di Indonesia dikarenakan berbagai faktor, diantaranya belum banyaknya informasi tentang perguruan tinggi Indonesia baik melalui media massa maupun melalui pameran seperti ini. Selain itu, faktor bahasa yang belum menggunakan bahasa Inggris juga menyebabkan masih rendahnya minat mahasiswa Turki belajar ke Indonesia.
Hari pertama pameran, banyak peserta dari negara lain yang mengujungi booth Indonesia untuk berdialog dan menaruh harapan yang besar atas terjalinnya kemitraan dengan perguruan tinggi di Indonesia. “Semoga ramainya pengunjung di booth kita pada hari pertama ini menjadi awal yang baik bagi terjalinnya kerjasama dengan perguruan tinggi lain” ujar salah seorang peserta pameran dari perguruan tinggi Indonesia .
Dalam kesempatan ini beberapa perguruan tinggi telah berhasil melakukan kerjasama yang ditandai dengan penandatangan MOU. Wakil Rektor bidang Kerjasama Internasional Universitas Telkom mengemukakan bahwa perguruan tingginya telah berhasil mengadakan kerjasama dengan Gazi Universitesi Turki dalam mengirimkan mahasiswanya untuk belajar ke Turki dengan skema 2 tahun di Indonesia dan 2 tahun di Turki atau 3 tahun di Indonesia dan 1 tahun di Turki.Beliau memutuskan untuk menandatangani kerjasama ini karena selain dapat menambah wawasan akademik mahasiswa, beasiswa selama di Turki ditanggung oleh Gazi Universitesi.
Sementara itu perguruan tinggi lainnya juga telah berhasil mengadakan kerjasama kemitraan dengan perguruan tinggi lain seperti Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Universitas Presiden dan lainnya yang sebagian besar tentang pertukaran mahasiswa (students exchange). Sementara itu, pembicaraan “U to U” yang pada hari pertama sudah terjalin akan didalami pada hari kedua dan ketiga konferensi ini, untuk memastikan kemitraan yang akan dijalin di kemudian hari.
Pameran yang masih akan berlangsung sampai tanggal 13 September 2013 nanti diharapkan lebih banyak lagi yang akan mengunjungi booth Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sehingga lebih banyak lagi kesempatan perguruan tinggi Indonesia dapat menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi lainnya.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menyadari bahwa masih banyak perguruan tinggi di Indonesia yang berminat untuk ikut dalam pameran pendidikan tinggi ke luar negeri seperti ini, namun dikarenakan terbatasnya anggaran dan juga terbatasnya tempat dalam kegiatan ini tidak semua perguruan tinggi dapat diakomodasi dalam kegiatan ini. Konferensi tahunan EAIE tahun depan akan berlangsung di Praha tanggal 16 – 19 September 2014. Semoga lebih banyak lagi perguruan tinggi Indonesia yang berpartisipasi dalam kegiatan ini. (M/HS).
Sumber : dikti.go.id