SUDAH nonton film “The Hammer”? Film ini menceritakan perjalanan hidup pegulat profesional Matt Hammil yang merupakan tunarungu. Sejak kecil, Matt bersekolah di sekolah umum. Tetapi, dia mengalami kesulitan saat berkuliah di Purdue University. Akhirnya, Matt pindah ke Rochester Institute of Technology (RIT).

Di sini, Matt berkuliah pada program khusus yang memudahkan para tunarungu memahami pelajaran dengan bahasa isyarat. Di kampus ini pulalah Matt mengembangkan kemampuan gulatnya hingga meraih gelar nasional.

Berbagai perguruan tinggi kini memang semakin peduli dengan para mahasiswanya yang memiliki keterbatasan fisik. Kampus-kampus pun merancang gedung yang ramah difabel dan menyediakan pendamping bagi mahasiswa berkebutuhan khusus. Tapi tahukah kamu, ada satu kampus di Amerika yang mengkhususkan diri pada pendidikan bagi para mahasiswa dengan kesulitan mendengar?

Gallaudet University merupakan satu-satunya perguruan tinggi di dunia dengan program dan layanan yang dirancang khusus untuk mengakomodasi mahasiswa tunarungu dan yang mengalami kesulitan mendengar. Perguruan tinggi ini didirikan pada 1864 melalui ketetapan kongres Amerika Serikat (AS). Piagam pendirian Gallaudet University ditandatangani oleh Presiden AS kala itu, Abraham Lincoln.

Kampus yang terletak di Florida Avenue, Washington DC, ini memberi kesempatan bagi para siswa tunarungu dan kesulitan mendengar untuk memilih berbagai program studi. Pendidikan dibuka untuk bidang seni dan sains. Program sarjana di kampus ini juga terbuka bagi mereka yang mampu mendengar. Ada sekira lima persen mahasiswa yang mampu mendengar dari total mahasiswa per kelas. Selain jenjang S-1, Gallaudet University juga membuka kelas magister, spesialis, sertifikasi, dan doktoral dalam berbagai bidang.

Uniknya, para mahasiswa S-1 di Gallaudet University dapat merancang sendiri jurusan mereka. Skema ini memungkinkan mereka memilih mata kuliah dari berbagai departemen di kampus. Para mahasiswa juga bisa mengambil kuliah yang ditawarkan di 13 institusi pendidikan tinggi lainnya yang menjadi anggota Konsorsium Perguruan Tinggi di Washington.

Dalam situs resmi Gallaudet University disebutkan bahwa universitas ini merupakan institusi pendidikan tinggi bilingual, beragam, dan multibudaya yang memastikan kemajuan intelektual dan profesional bagi para tunarungu dan mereka yang mengalami kesulitan mendengar melalui pengajaran berbahasa Inggris dan bahasa isyarat Amerika atau American Sign Language (ASL).

Gallaudet juga mempertahankan tradisi riset dan perkuliahan yang mempersiapkan para lulusannya pada kesempatan karier di dunia dengan tingkat kompetisi tinggi, sarat teknologi, dan kerap berubah. Demikian dikutip dari laman Gallaudet University, Kamis (24/10/2013).

Ternyata, peminat kampus ini tidak sedikit. Pada tahun ajaran 2011-2012, misalnya, ada 1.821 mahasiswa aktif untuk berbagai jenjang dan program pendidikan. Diperkirakan, enam persen dari total mahasiswa Gallaudet University adalah pelajar internasional.

Dari sisi alumni, setidaknya Gallaudet University telah melahirkan 21.436 alumni yang tersebar di berbagai negara. Asosiasi Alumni Gallaudet University, yang didirikan pada 1889, memiliki 53 cabang.

Hebatnya, menurut survei yang dilakukan universitas, 95 persen lulusan S-1 Gallaudet University yang lulus pada 2009 dan Agustus 2010 telah bekerja atau melanjutkan studi. Sementara itu, angka ini mencapai 100 persen pada tingkat pascasarjana.

Dari segi akademis, Gallaudet University meraih akreditasi dari Pemerintah AS. Program profesional yang ditangani kampus juga mendapat akreditasi dari organisasi-organisasi keprofesian.

Selain itu, kampus ini juga enggak gaptek. Mereka menggunakan beragam teknologi canggih dalam program perkuliahan dan pelayanan. Sekira 94 perkuliahan di Gallaudet memiliki layanan online. Para mahasiswa juga mengikuti setidaknya satu mata kuliah secara online.

Aplikasi teknologi di kampus, di antaranya, penggunaan teknologi rekaman dengan video di kelas, para mahasiswa didorong membawa laptop ke kelas, dan perangkat lunak populer dijual dengan harga diskon di lingkungan kampus. Asyiknya lagi, kita bisa mengakses wifi di seluruh bagian kampus.

Keunggulan lainnya adalah Gallaudet University kental dengan iklim riset. Kebanyakan riset mereka diarahkan untuk membantu para tunarungu dan individu yang kesulitan mendengar dalam meraih pendidikan dan pelayanan sosial. Kampus juga menyediakan dana riset untuk dimanfaatkan para civitas akademikanya. (rfa)

Sumber : Rifa Nadia Nurfuadah – Okezone

Satu-satunya Kampus Tunarungu di Dunia

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *