Jumat (30/8), Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah menerima kunjungan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dan Muhamamdiyah Tobacco Control Center (MTCC) di PP Muhammadiyah Cik Ditiro. Kunjungan ini dalam rangka audiensi inisiasi kerja sama Kampus Sehat. Hadir dalam acara Mohammad Adam Jerussalem, S.T., S.H., M.T., Ph.D. (Wakil Bendahara Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah), Dr. dr. Fidiansjah, Sp.KJ., MPH (Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA, Kemenkes RI), Wiwi Triani, S.Kp., MKM (Kepala Seksi Gangguan Metabolik, Sub-Direktorat Penyakit Diabetes Melitus dan Gangguan Metabolik, Kemenkes RI), Dr.Masitah Sari Dewi, M.Epid (Staff Subdit Penyakit Diabetes Melitus dan Gangguan Metabolik, Kemenkes RI), Dianita Sugiyo, S.Kep., MHID (Vice Director MTCC), Afriansyah Tanjung, S.H., M.Kn, dan Elvin Lazuardi, S.E.
Latar belakang audiensi ini ialah temuan-temuan dan catatan yang menunjukkan bahwa tingkat kesehatan keluarga di Indonesia masih rendah. Oleh karenanya, Kemenkes ingin bergegas menindaki melalui gerakan Kampus Sehat. “Salah satu turunan gerakan masyarakat sehat yang kita harapkan punya komunitas yang spesifik, yaitu akademik dalam hal ini kampus. Karena di situ adalah wadah-wadah orang intelektual, orang yang tentu dari sisi kecerdasan dan pengetahuan mestinya sudah tidak lagi buta akan informasi-informasi tentang kesehatan,” jelas dr. Fidiansjah.
Dianita Sugiyo menambahkan bahwa MTCC sendiri sudah mulai menginisiasi gerakan atau program kampus sehat, nyaman, tertib, dan aman (Kampus Senyaman Teman). Ada tujuh kriteria yang ditetapkan, termasuk salah satunya adalah bagaimana UMY mampu melindungi civitas academica dari bahaya zak adiktif Napza termasuk di dalamnya adalah penggunaan rokok.
Mohammad Adam selaku perwakilan dari Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah menyambut baik inisiasi ini. “Audiensi ini mengingatkan bagaimana pentingnya menyediakan suatu lingkungan yang sehat bagi civitas academica. Insyaallah akan kami tindak lanjuti, akan kami bawa ke pimpinan untuk dibicarakan lebih lanjut. Minimal untuk tujuan sosialisasi bisa kami berikan surat menginformasikan hal ini ke PTMA yang ada di Indonesia,” pungkasnya.