UMM ditunjuk untuk mengembangkan RS darurat penanganan Covid-19 yang berlokasi tidak jauh dari RS UMM. Bupati Malang, Drs. H. M. Sanusi. M.M. diundang untuk meletakkan batu pertama pembangunan RS tersebut pada Senin (5/4). Hadir pula Wakil Bupati, Kapolres Malang, Komandan Kodim 0818 Malang-Batu serta beberapa undangan lainnya.
Dr. Fauzan, M.Pd. selaku rektor UMM menyampaikan ucapan terima kasih kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta Kemenkes yang sudah membantu untuk merealisasikan pembangunan RS Covid tersebut. Begitupun dengan dukungan dari Bupati beserta jajaran, Rumah Sakit UMM, WIKA dan Yodya Karya. “Pembangunan RS ini menjadi tekad kami agar Malang, Indonesia serta dunia bisa segera bebas dari Covid-19,” harapnya dalam sambutan.
Dalam kesempatan yang sama, Drs. H. M Sanusi, M.M. selaku Bupati Malang mengapresiasi UMM berkat usahanya yang sangat responsif dalam penanganan pandemi. Tidak hanya dalam beberapa bulan ini saja tapi juga sejak pertama kali pandemi Covid-19 menyebar. “Banyak pihak yang mendukung dalam penanganan pandemi ini hingga akhirnya angka corona menurun. Data terakhir yang saya dapat hanya tinggal 60 dari 14.600 RT di Kabupaten Malang yang masih kuning. Sisanya sudah menjadi wilayah hijau,” terangnya.
Sanusi juga berharap agar UMM bisa terus berkontribusi di semua bidang. Tidak hanya berhenti di usaha di penanganan covid saja. Tapi juga terus eksis dalam kepekaan kebutuhan masyarakat sekitar.
Dalam acara peletakan batu pertama RS darurat tersebut, adapula laporan dari Kepala Balai Prasarana Pemukiman Wilayah (BPPW) Jawa Timur yang disampaikan oleh Reva Sastrodiningrat. Ia menjelaskan bahwa pengembangan RS ini merupakan upaya untuk menangani Covid-19, khususnya di wilayah Malang Raya. Apalagi melihat jumlah pasien Covid-19 di Indonesia yang mencapai 1.534.255 orang per tanggal 4 April. “Adapula sekitar 140.331 pasien positif yang ada di Jawa timur. Sejumlah 10.346 di antaranya berada di wilayah Malang Raya,” tuturnya lebih lanjut.
Berdasarkan data tersebut, akhirnya beberapa rumah sakit ditunjuk untuk menjadi RS rujukan virus corona. Salah satunya adalah RS UMM. Adapun pengembangan rumah sakit darurat penanganan Covid-19 akan dilakukan di atas lahan seluas 8.000 meter persegi. Nantinya akan disediakan sejumlah 65 bed untuk ruang observasi serta delapan bed diperuntukkan sebagai ruang isolasi. Selain itu juga ada ruang screening dan fasilitas penunjang lainnya.
Reva kembali menuturkan bahwa pembangunan RS darurat tersebut juga menjadi bagian dari program Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk menyediakan RS khusus Covid-19. Sebelumnya, telah dibangun beberapa rumah sakit serupa yang berlokasi di Pulau Galang, RSUD dr. Soegiri Lamongan, RSUD Zainul Abidin Kota Banda Aceh dan beberapa tempat lainnya.
Sumber : Humas UMM