Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan sidang terbuka senat dengan agenda Upacara Milad ke-60 di Amphitarium Kampus Utama, Sabtu (19/12).
Rektor UAD Dr Muchlas, MT dalam sambutannya menyampaikan tentang kinerja yang telah dicapai seluruh warga UAD yang mencakup tanggap darurat Covid-19, catur dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM), serta kesejahteraan dan unit usaha. Selama pandemi Covid-19, UAD membentuk Satgas Covid-19 UAD dan tim UAD Peduli. Selain itu, berbagai macam inovasi diciptakan oleh dosen UAD.
“Dosen UAD melakukan berbagai inovasi di masa pandemi, seperti pembuatan Pistol Covid, Laboratorium Jarak Jauh (R-PhyLab), Immunostimulan berbasis herbal, hand sanitizer, produk buku pembelajaran masa pandemi Covid-19, pembelajaran berbasis Radio Komunitas di daerah 3T, dan portal otomatis (Respokes V1),” jelasnya dikutip melalui website resmi UAD.
Prof Haedar Nashir dalam sambutannya juga menyebutkan milad harus direfleksikan atau dijadikan spirit atas perjalanan panjang UAD dari yang semula berbentuk Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) sampai sekarang yang telah menjadi universitas. “UAD sebagai PTM yang menggunakan nama pendiri Muhammadiyah harus meneladani ide-ide besar Ahmad Dahlan,” ungkapnya.
Sementara Prof. Nizam dalam pidato ilmiahnya mengungkapkan, 60 tahun merupakan usia yang matang bagi lembaga pendidikan tinggi. “Banyak karya yang sudah dihasilkan UAD, salah satunya lulusan dengan kompetensi dan akhlak mulia yang telah hadir di tengah masyarakat dengan membawa perubahan. Tentu ini adalah hal yang patut disyukuri dan dibanggakan,” ungkap Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud RI tersebut.
Kemudian, banyak karya penelitian dan pengabdian yang telah dihasilkan UAD. Menurutnya, prestasi tersebut harus ditingkatkan dan dikembangkan karena tantangan ke depan semakin kompetitif. Untuk bisa bertahan dan dapat bersaing, tentu akarnya ada di sumber daya manusia (SDM) yang unngul. Sementara SDM unggul hanya bisa diwujudkan dengan kerja keras dan keseriusan.